Ditambah roamer yang sering shoutcall seperti Kiboy dan Vyn tidak jadi opsi utama bagi Zeys. Terlihat saat masuk late game. Formasi berantakan, DreamS tak bisa menjadi game changer, serta jadi orang pertama yang di-kill musuh.
Pada format BO1, roamer cover jadi ancaman bagi Indonesia. Salah satu contohnya, Khufra-nya Naomi terus buat momentum. Hasilnya, sepuluh assist dicetak Naomi dalam laga tersebut.
Pertanyaan selanjutnya, siapa yang harus disalahkan atas kegagalan tim MLBB pria Indonesia? Faktor pelatih? Faktor seleksi nasional federasi?
Baca Juga: Layaknya Kompetisi Sepak Bola Indonesia, Liga Esports Nasional Bergulir dengan Format Tiga Kasta
Kegagalan ini perlu dibedah secara sistemis. Perlu dilihat kinerja PBESI dalam seleksi nasional tiga edisi SEA Games terakhir.
Seleksi nasional terbuka yang digelar oleh PBESI buat pelatih punya keputusan final dalam memilih roster. Zeys, yang jadi pelatih utama, nyatanya tidak memilih back-up untuk damage dealer.
Dua lini tim MLBB pria, mid laner dan gold laner tidak ada pelapis. Zeys malah memilih tiga roamer dalam gelaran SEA Games tahun ini.
Kedua lini ini dalam format BO1 memiliki beban psikologis yang begitu besar. Salah posisi sedikit jadi serangan balik bagi tim lawan. Bagaimana seharusnya komposisi tim nasional?