Baca Juga: Gladi Bersih ANBK 2021, Inilah Pengertian dan Jadwal Pelaksanaan Mulai Jenjang SMA, SMP hingga SD
Akan tetapi, rumusan dasar negara tersebut kemudian mengalami perubahan karena ada utusan dari wakil-wakil pemeluk agama Kristen Protestan dan Katolik yang keberatan dengan bagian kalimat “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknnya."
Karena hal itu, Muhammad Hatta lantas mengajak beberapa tokoh agama Islam untuk membahasnya kembali agar tidak terjadi perpecahan sesama bangsa.
Setelah bermusyawarah dan bermufakat, para tokoh pendiri bangsa itu akhirnya sepakat menghilangkan tujuh kata dan menggantinya dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa."***