PR BOGOR - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Darmanto melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.
Kamis, 18 Maret 2021, sebanyak 57 sekolah dasar negeri yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah menjalankan uji coba pembelajaran tatap muka.
Uji coba pembelajaran tatap muka tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah penularan Covid-19.
Baca Juga: Viral Nada Unik Bicara Sisca Kohl hingga Coba Ditirukan Penyanyi Fiersa Besari
Dilansir PRBogor.com dari ANTARA, bahwa uji coba pembelajaran tatap muka sudah mendapatkan izin dari orang tua siswa.
"Orang tua siswa di sekolah dasar (SD) yang berada di zona hijau sudah mengizinkan anaknya untuk mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka ini," jelas Darmanto.
"Jika siswa tidak diizinkan oleh orang tua, mereka akan mengikuti pembelajaran secara daring di rumah masing-masing," tambahnya.
Baca Juga: Masuki Pekan ke-4 MPL Season 7, Catat Jadwalnya! Jangan Lewatkan Pertemuan Celiboy dan Ferxiic
Pemerintah tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan peserta didik dan tenaga pendidik saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah ini hanya diikuti oleh siswa kelas 5 dan 6," ujar Tri Budi Astuti, selaku guru kelas VI SD Negeri 1 Kemiri.
"Sebanyak 41 siswa yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di SD Negeri 1 Kemiri ini, " jelasnya.
Kegiatan pembelajaran tatap muka tersebut dilaksanakan selama dua jam dari pukul 7.30 - 9.30 WIB.
Selain itu, siswa juga diharuskan mencuci tangan, dan pengukuran suhu tubuh sebelum masuk ke lingkungan sekolah.
"Tiap kelas sudah disediakan kran air dan sabun pencuci tangan, dan di depan kelas sudah disediakan hand sanitizer. Sehingga siswa bisa selalu menjaga kebersihan dan kesehatan" ungkap Tri.
Pemerintah menggunakan sistem zonasi dalam pelaksanaan uji coba pembelajaran yang diterapkan untuk siswa SD.
Hal tersebut guna membatasi siswa yang datang ke sekolah, hanya di lingkungan sekolah yang sudah zona hijau dan mudah di deteksi.
Sehingga siswanya sangat terbatas yang berada di lingkungan sekolah yang daerahnya zona hijau.***