Jumlah kejadian bencana hingga September 2020 ini turun bila dibandingkan dengan periode waktu yang sama pada 2019 lalu.
"Berdasarkan data yang tercatat, jumlah bencana 2020 turun sekira 25,1 persen dibandingkan pada tahun lalu," kata Raditya Jati.
Baca Juga: Hari G30S PKI, Gubernur Ridwan Kamil Imbau Warga Jabar Ramai-ramai Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Persentase penurunan juga jumlah bencana juga diikuti dengan menurunnya korban terdampak. Baik korban meninggal, hilang, luka-luka, menderita, mengungsi, serta rumah rusak.
Sementara itu, sebanyak 196 bencana terjadi dan mengakibatkan 26 jiwa meninggal dunia pada September 2020 ini.
Dari jumlah kejadian, bencana yang paling sering terjadi antara lain, wilayah Provinsi Jawa Timur 49 kali, Jawa Barat 14 kali, Sumatera Utara 10 kali, dan Sumatera Barat 10 kali.
Baca Juga: KAMI Ditolak Keras di Surabaya, Kata Ahli Hukum Refly Harun Negara Takut Elektabilitas Tokohnya Naik
Sedangkan korban meninggal sepanjang September 2020 diakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti banji, banjir bandang, dan angin puting beliung dari total 26 korban meninggal, satu masih dinyatakan hilang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, fenomena cuaca yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi hingga akhir tahun.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Supari, menginformasikan prakiraan awal musim hujan di Oktober terjadi di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Barat.