Anti Klimaks Misteri Temuan Jasad Editor Metro TV, Polri dan Teori-teori Kematian Yodi Prabowo

- 2 Agustus 2020, 04:55 WIB
Editor video Metro TV Almarhum Yodi Prabowo. /PMJ News
Editor video Metro TV Almarhum Yodi Prabowo. /PMJ News /Antara

PR BOGOR - Penungkapan misteri kematain Editor Metro TV Yodi Prabowo mencuat di publik selama setidaknya dua pekan.

Akhirnya perjalanan misteri penemuan jasad editor Yodi Prabowo terkuak sudah, tepat ketika Polda Metro Jaya merilis penyebab kematiannya pada hari Sabtu 25 Juli 2020.

Upaya mengungkap teka-teki kematian Yodi Prabowo dilakukan dengan penuh kehati-hatian, tim penyidik gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Pesanggrahan lebih dulu memberitahu pihak keluarga atas hasil penyidikan mereka sebelum kemudian merilisnya di hadapan publik.

Baca Juga: Viral Video Youtuber Bagikan Daging Kurban Berisi Sampah, Edo Putra Akui Demi Dulang Subscriber

Tidak hanya itu, penyidikan dilakukan dengan sangat teliti dan penuh pertimbangan, agar kesimpulan yang diperoleh tidak mengecewakan pihak manapun termasuk keluarga korban.

Dirangkum Pikiranrakyat-bogor.com dari Antara News, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat di Mako Polda Metro Jaya menyebutkan kesimpulan penyebab kematian korban diperoleh berdasarkan hasil penyidikan didukung fakta dan bukti di lapangan.

Penyidik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) berulang, dari barang bukti yang diperoleh di lokasi kejadian, hasil analisi laboratorium forensik, pemeriksaan saksi-saksi hingga keterangan ahli, penelusuran data, kamera CCTV, dan data-data pendukungan lainnya.

Baca Juga: Singkirkan Video Lesti Kejora dan Rizky Billar, Lagu Rey Mbayang untuk Dinda Hauw Merangkak Trending

Menurut Tubagus, dalam waktu sepekan, sebenarnya pihaknya sudah memperoleh kesimpulan hasil penyidikan, hanya saja pihaknya tidak ingin ada yang terlewat untuk membuktikan kesimpulan tersebut.

Alhasil mereka melakukan rekam jejak aktivitas Yodi Prabowo, penyelidikan diperpanjang hingga 14 hari untuk mendapatkan hasil sesuai fakta dan penyidikan di lapangan.

"Dari beberapa faktor, dari keterangan ahli, saksi, olah TKP, dari keterangan yang lain, DNA, bukti pentunjuk yang lain, penyidik berkesimpulan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Tubagus.

Baca Juga: Viral Video Polisi Berbadan Kekar Tak Berkutik Lihat Jarum Suntik, Memberontak di Depan Dokter

Jasad di TKP ditemukan telungkup

SEJUMLAH barang yang ditemukan di TKP penemuan jenazah Yodi Prabowo.*/DOK. POLDA METRO JAYA
SEJUMLAH barang yang ditemukan di TKP penemuan jenazah Yodi Prabowo.*/DOK. POLDA METRO JAYA

Kesimpulan Yodi mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri mencengangkan semua pihak yang sejak awal mengikuti kasus tersebut. Jauh sebelum fakta-fakta kematian Yodi Prabowo diungkap, banyak teori dan spekulasi yang berkembang di masyarakata.

Konsekuensinya, banyak publik yang masih mempertanyakan kebenaran kematian Yodi Prabowo, termasuk pihak keluarga yang tidak percaya dengan hasil penyidikan.

Mulanya, memang Yodi Prabowo diduga dibunuh, mengingat terdapat sejumlah luka tusuk di tubuhnya dan di lokasi kejadian ditemukan sebilah pisau yang diduga sebagai alat kejahatan.

Baca Juga: Blak-blakan Ungkap Malam Pertama dengan Irwan Mussry, Maia Estianty: Orang Timur Tengah Itu Pasti...

Jasad Yodi Prabowo ditemukan dengan posisi tertelungkup di pinggir jalan Tol JORR dekat tembok pembatas jalan Ulujami Raya, Pesanggarahan, lengkap dengan pakaian, jaket serta helm yang dikenakan, Jumat 10 Juli 2020.

Tiga anak kecil yang sedang bermain layangan di lokasi kejadian sebelum adzan Shalat Jumat berkumandanglah yang menemukan jasad Yodi Prabowo pertama kali.

Sehari sebelum mayat ditemukan, Rabu 8 Juli 2020 dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, warga sekitar dibuat bingung dengan sebuah motor terparkir tanpa pemilik di depan warung pengisian bahan bakar mini seberang lokasi jasad ditemukan.

Baca Juga: Berkat Motto Hidupnya, Sebelum Debut Bersama BTS Nama J-Hope Sudah Bersinar dan Sukses di Jalanan

Warga lantas melaporkan termuan tersebut ke Polsek Pesanggrahan, dan sepeda motor dibawa ke Mako Polsek, hingga akhirnya diketahui sepeda motor beat warna putih tersebut adalah milik Yodi Prabowo.

Saat jenazah ditemukan, polisi menduga mayat tersebut sudah meninggal tiga hari lantaran kondisinya mulai membusuk. Polisi lalu membawa mayat korban ke RS Polri untuk dilakukan autopsi guna mencari tau penyebab kematian.

Kesimpulan awal yang disampaikan penyidik, korban diduga dibunuh karena ditemukan luka tusuk akibat senjata tajam. Bahkan sempat dinyatakan ada luka lebam akibat benda tumpul.

Baca Juga: Singgung Motif Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Ahli Kriminologi: Bunuh Diri Paling Aneh

"Sementara memang yang kita temukan ada luka-luka terbuka pada eher dan dada korban akibat senjata tajam dan juga ada pukulan senjata tumpul pada bagian leher," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Sabtu 11 Juli 2020.

Namun kesimpulan hasil autopsi tersebut masih tahap awal. Polisi masih menanti petunjuk lain dari Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, atas kelanjutan hasil autopsi.

Olah TKP dan pemeriksaan saksi

Berbagai kemungkinan dipertimbangkan untuk mencari tau penyebab kematian pemuda yang tewas diusia 26 tahun tersebut, dugaan awal adalah aksi kejahatan jalanan, yakni begal.

Baca Juga: Kecewa Sang Istri Enggan Melayani Kemauan Seksualnya, Pria di Tegal Setubuhui Anaknya yang Belia

Tetapi semua barang-barang berharga milik korban tidak ada yang hilang. Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan, sejumlah barang bukti yang ditemukan selain sepeda motor korban, barang korban lainnya masih utuh, seperti dompet, kartu ATM, NPWP, uang senilai Rp40 ribu dan tas milik korban.

Dugaan tersebut terbantahkan, polisi terus melakukan penyelidikan, hingga barang bukti lainnya seperti rambut yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian selain rambut yang juga ditemukan di helm korban. Sembari penyidikan laboratorium forensik berjalan, olah TKP terus dilakukan termasuk mengerahkan anjing pelacak K9 ke lokasi.

Penelusuran dengan mengandalkan indra penciuman anjing tersebut membuka informasi baru. Dari endusan anjing pelacak didapatkan informasi, Almarhum Yodi akrab dengan lokasi kejadian, termasuk sebuah warung yang acap didatangi korban semasa hidupnya.

Baca Juga: Dinilai Permainkan Hukum Indonesia, Buronan Djoko Tjandra Bisa Dihukum Lebih dari 2 Tahun Penjara

Pemeriksaan terhadap saksi juga terus dilakukan dari lima orang menjadi 27 orang hingga di akhir penyelidikan total saksi yang dimintai keterangan mencapai 34 orang.

Di antara para saksi yang diperiksa selain keluarga korban, rekan kerja, warga sekitar lokasi kejadian, juga ada nama kekasih korban berinisial S yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun.

Sebelum tewas, Yodi dan S telah berkomitmen untuk menikah tahun depan (2021). Bahkan, Suwandi ayah dari Yodi mengatakan putranya sempat membeli laptop bekas dari temannya untuk keperluan pekerjaan tambahan agar bisa menabung buat pernikahannya.

Baca Juga: Di Amerika Serikat Dalam Semenit 1 Orang Warga Tewas Akibat Covid-19, 4 Kota Jadi Episentrum Corona

Cerita masalah Yodi Prabowo dan orang ketiga

Suci Fitri bersama sang kekasih almarhum Yodi Prabowo, editor Metro TV yang kematiannya menimbulkan misteri.*/Facebook/Suci Fitri Rohmah
Suci Fitri bersama sang kekasih almarhum Yodi Prabowo, editor Metro TV yang kematiannya menimbulkan misteri.*/Facebook/Suci Fitri Rohmah

Dari keterangan S, sebelum ditemukan meninggal, Yodi Prabowo sempat ingin meminta waktu untuk bercerita tentang masalah yang dihadapinya, namun karena kesibukan S keduanya batal bertemu hingga kekasihnya ditemukan dalam keadaan tewas.

S juga mengungkapkan Yodi beberapa kali mengajukan pertanyaan yang janggal, yakni "kalau saya tidak ada bagaimana?". Pertanyaan tersebut seolah menjadi kunci kotak pendora yang membuka tabir rahasia kepergian Yodi ke alam baka.

Penyidik menduga Yodi mengalami depresi, namun pernyataan tersebut dibantah oleh orang tua yang tidak menemukan ada gejala aneh dari sang putra sulung sebelum menghilang Selasa 7 Juli 2020.

Baca Juga: Agnez Mo Sempat Marah di Twitter Kini Terjawab, Puncaki Trending Lewat Lagu Baru Fuckin Boyfriend

Sebilah pisau yang ditemukan di lokasi kejadian hanya terdapat sidik jari dan DNA milik Yodi Prabowo, begitu juga rambut yang ditemukan di lokasi kejadian sepekan setelah kejadian merupakan rambut milik korban.

Tim gabungan mulai menyusun satu persatu puzzel misteri kematian Yodi, menyatukan semua informasi, alat bukti, hasil analisi laboratorium foreksi hingga analisis digital melalui pelacakan kamera CCTV mulai menunjukkan titik terang.

Tepat dua pekan sejak mayat ditemukan, polisi mengungkapkan hasil penyidikannya. Yodi Prabowo diduga kuat bunuh diri.

Baca Juga: Kasus Djoko Tjandra 1 Jenderal Polisi Jadi Tersangka, Prasetijo Utomo Kini 'Bermarkas' di Rutan

Pisau yang ditemukan di lokasi adalah milik korban sendiri yang dibeli di salah satu toko perkakas sehari sebelum menghabisi nyawanya seorang diri. Bahkan sehari setelah dinyatakan kematiannya akibat bunuh diri, beredar di media sosial video yang menunjukkan kejadian saat Yodi Prabowo pergi membeli pisau.

Selain dibuktikan dengan rekaman CCTV, polisi juga menemukan bukti transaksi pembelian pisau yang digunakan korban untuk mengakhiri hidupnya. Polisi menduga kuat editor Metro TV, Yodi Prabowo meninggal dunia akibat bunuh diri dengan menusuk dirinya sendiri menggunakan pisau tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan berdasarkan hasil otopsi, Yodi meninggal akibat luka senjata tajam di bagian leher sebanyak dua tusukan menembus tenggorokan dan empat tusukan di bagian dada menembuh ke paru-paru bagian bawah.

Baca Juga: Romansa Hubungan 2 Sahabat BTS, Jungkook dan Kim Taehyung Saling Melengkapi, ARMY Mungkin Cemburu

Berdasarkan keterangan ahli, orang yang berniat bunuh diri kerap mencoba melukai dirinya sendiri dan indikasi tersebut ditemukan dokter forensik dari jenazah Yodi.

"Ditemukan fakta bahwa empat luka di dada, tiga di antaranya hanya luka dangkal sedalam 1-2 sentimeter, itu yang dianggap percobaan," imbuh Tubagus.

Sedangkan luka yang menjadi penyebab kematian adalah luka di leher sebanyak empat tusukan. Ada tiga tusukan sedalam 2 sentimeter, sedangkan tusukan terakhir cukup dalam yakni sedalam 12 sentimeter.

Baca Juga: Boronan Kelas Kakap Djoko Tjandra Ditangkap, Mantan Kapolri Tito Karnavian Sebut Polri Berprestasi

Yodi Prabowo konsumsi narkoba

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti terkait kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo.*/Dok. PMJ News
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti terkait kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo.*/Dok. PMJ News

Penyidik kepolisian juga menemukan kandungan amfetamin positif dalam urine Yodi Prabowo saat dilakukan screening narkoba pada saat proses autopsi dilaksanakan.

Amfetamin diketahui sebagai zat yang kerap ditemui dalam narkoba jenis pil ekstasi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menambahkan, kandungan ekstasi di dalam tubuh Yodi turut memperkuat dugaan bunuh diri.

Tubagus menyebut seseorang yang berada dalam pengaruh narkobna bisa melakukan hal yang sama sekali tidak terpikirkan oleh orang normal.

Baca Juga: Boronan Kelas Kakap Djoko Tjandra Ditangkap, Mantan Kapolri Tito Karnavian Sebut Polri Berprestasi

"Apa pengaruhnya yang oleh orang normal tidak mungkin? Meningkatkan keberanian orang luar biasa. Maka yang harus diukur pengaruh amfetamin terhadap keberanian yang tidak mungkin dilakukan korban," jelas Tubagus.

Masalah kesehatan dan tes HIV 

Kartu Identitas Metro TV Yodi Prabowo.
Kartu Identitas Metro TV Yodi Prabowo. Antara

Yodi memilih lokasi sepi tempat untuk mengakhiri hidupnya, dari hasil napak tilas yang dilakukan penyidik bahwa lokasi tersebut merupakan rute sehari-hari yang dilalui editor Metro TV itu untuk berangkat dan pulang kerja.

Baca Juga: Polisi Memungkinkan Buka Kembali Kasus Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Yusri Beri Penjelasan

Depresi diduga menjadi penyebab utama Yodi bunuh diri, bahkan penyidik kepolisian menemukan bukti transaksi elektronik keuangannya melakukan pembayaran ke rumah sakit.

Transaksi keuangan itu dilakukan untuk pemeriksaan laboratorium serta konsultasi dokter ahli penyakit kelami dan kulit.

Beberapa tes yang dijalani Yodi atas keinginannya sendiri salah satunya adalah tes HIV. Dari hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan hasil tes HIV negatif, namun untuk tes lainnya dinyatakan positif. Tapi hasil pemeriksaan ini tidak sempat diketahui Yodi karena sudah mengakhiri hidupnya lebih dulu.

Baca Juga: Momentum Idul Adha 2020 dan Daging Kurban, 815 Anak Berstatus Stunting di Madiun Bisa Perbaiki Gizi

Selain transaksi keuangan untuk pembayaran rumah sakit, Tubagus menyebut tidak ada transaksi yang mencurigakan saat petugas menelusuri aliran keuangan Yodi.

"Transaksi keuangan tidak ada yang menonjol, hanya yang bersangkutan berobat ke rumah sakit," ujar Tubagus.

Meski telah disimpulkan Yodi Prabowo meninggal dunia karena bunuh diri, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan pihaknya belum menutup kasus tersebut dan akan terus menampung berbagai informasi dan masukan dari berbagai pihak yang mungkin mempunyai informasi mengenai kasus ini.

Baca Juga: Idul Adha 2020, Teknik Mengolah Daging Kurban Supaya Empuk hingga Memanfaatkan Daun Pepaya

"Lalu bagaimana ini perkaranya? Kami tetap membuka diri. Kalau ada memang informasi dan lain sebagainya," ujar Tubagus.

Misteri kematian Yodi Prabowo membawa cerita anti klimaks, yang awalnya diduga dibunuh, terbukti kuat mengakhiri nyawanya dengan cara bunuh diri.

Ahli psikologi forensi Reza Indragiri Amriel memperkuat kesimpulan penyidik polisi terkait dugaan bunuh diri Yodi Prabowo dengan menelusuri dari keterangan saksi bahwa ada pernyataan yang kerap diajukan Yodi kepada sang kekasih, yakni 'andai aku tidak ada bagaimana?'.

Baca Juga: Bareskrim Polri Tetapkan Anita Kolopaking Tersangka Kasus Dugaan Surat Jalan Palsu Djoko Tjandra

Keterangan ini yang mengindikasikan ada permasalahan yang dihadapi Yodi yang tak mampu diselesaikannya hingga mengakhiri hidupnya ditambah lagi pengaruh Amfetamin yang dikonsumsinya.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x