ABK Ditemukan Tewas di Kapal Tiongkok Ternyata Disimpan di Freezer Kapal, Korban Alami Cedera Fisik

- 10 Juli 2020, 14:09 WIB
ILUSTRASI kapal ikan Tiongkok.*
ILUSTRASI kapal ikan Tiongkok.* /Nikkei Asian Review/

PR BOGOR - Anak Buah Kapal (ABK) dari kapal ikan asing berbendera Tiongkok ditemukan tewas yang diduga korban mengalami penganiayaan dari krew.

Diberitakan di Pikiran-Rakyat.com, Jumat 10 Juli 2020, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menemukan jenazah WNI itu dengan kondisi sudah membeku di freezer yang berada di kapal penangkap ikan milik Tiongkok tersebut.

Tim Gabungan yang terdiri dari Polda Kepri, TNI AL, BIN Daerah Kepri, Bakamla, Bea Cukai dan KPLP tengah melakukan monitoring di wilayah perbatasan perairan Indonesia dan Singapura.

Baca Juga: Pendapatan DKI Turun, Anies Baswedan Berharap Bantuan Jokowi Atasi Masalah Banjir Jakarta

Dari hasil monitoring itu, terdapat dua kapal yang kemudian berhasil diamankan tim gabungan, yakni Kapal Ikan Asing Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118.

Setelah melakukan penggerebekan, pihak kepolisian menemukan tubuh korban disimpan dalam freezer di kapal Lu Huang Yuan Yu 117 yang berasal dari Tiongkok.

Pihak Kepolisian pun kemudian mengamankan jenazah korban dan langsung melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya ABK tersebut.

Baca Juga: Dinda Hauw dan Rey Mbayang Resmi Menikah, Tak Pernah Ketahuan Pacaran Ternyata Lakukan Taaruf

Salah satu anggota kepolisian mengatakan, korban mengalami cedera fisik, namun alasan yang lebih detail terkait kematiannya belum bisa dipublikasikan.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Jenazah ABK Indonesia yang Diduga Korban Perdagangan Manusia Ditemukan di Freezer Kapal Tiongkok'.

"Korban mengalami cedera fisik, tetapi kami sedang melakukan outopsi untuk menentukan penyebab kematian," ujarnya.

Selanjutnya, terkait adanya insiden kematian tersebut, puluhan ABK di Lu Huang Yuan Yu 117, yang berasal dari Tiongkok, Indonesia dan Filipina diwawancarai satu per satu pihak kepolisian.

Baca Juga: Menteri Keuangan Beberkan Pendapatan Negara di Hadapan DPR, Sri Mulyani: Semester I Capai Rp811,2 T

Para ahli bidang anti-perdagangan manusia menyebut, industri kelautan selalu diwarnai oleh kerja paksa dan terlalu mengeksploitasi sesuatu.

Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya diketahui merupakan sumber utama tenaga kerja ABK.

Para perusahaan kapal kemudian menyasar orang-orang yang memiliki ekonomi menengah ke bawah untuk menjadi crew mereka dengan janji upah yang besar.

Baca Juga: Sempat Dikasusi Pelecehan Seksual, Wali Kota Seoul Diduga Bunuh Diri di Pegunungan Dekat Rumahnya

Sementara itu, pada Juni 2020 lalu, dua ABK asal Indonesia dikabarkan melompat dari satu kapal penangkap ikan milik Tiongkok lantaran mengaku mendapatkan penganiayaan.

Mereka juga mengaku tidak tahan melihat kondiis di dalam kapal yang sangat mengerikan. Mereka kemudian diselamatkan oleh kapal warga yang sedang memancing ikan.

Pihak Polri menuturkan, pihaknya telah menangkap sembilan orang yang diduga melakukan aksi pelecehan tersebut.

Baca Juga: PKS: Gubernur DKI Anies Baswedan Tak Lakukan Reklamasi Melainkan Revitalisasi Kawasan Wisata Ancol

Diberitakan sebelumnya di Pikiranrakyat-bogor.com, Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman menyampaikan, Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia ditemukan meninggal dunia di atas kapal ikan berbendera Tingkok usai kapal itu diamankan petugas gabungan.

Menurutnya, informasi adanya dugaan mayat tersebut juga berasal dari WNI.

Kuat dugaan yang bekerja di kapal tersebut merupakan korban trafficking (perdagangan manusia) yang dipekerjakan secara paksa di atas kapal ikan tersebut.

Baca Juga: Hari Ini Tambahan Kasus Covid-19 RI Rekor Sepanjang Pandemi Virus Corona, Jokowi: Ini Lampu Merah

Dia mengatakan, informasi tentang kejadian ini diterima sekitar pukul 06.00 WIB, Rabu 8 Juli 2020. Namun diklaimya, Bakamla dan TNI AL telah mengetahuinya sejak, Selasa 7 Juli 2020, malam.

"Selanjutnya pada pukul 06.00 WIB itu juga saya perintahkan jajaran Direktorat Polisi Perairan dan Udara Polda Kepri untuk bergabung melakukan deteksi dan mencari kapal tersebut termasuk juga helikopter ikut bergabung melakukan pencarian melalui udara," tuturnya.

"Dan berdasarkan pengalaman bahwa anggota rawan sekali terkena serangan untuk itu kami saling bersinergi, saling membantu dalam mengamankan kapal ini, termasuk juga tim Brimob kita terjunkan," ungkapnya.***(Sarah Nurul Fatia/PR)

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x