Baca Juga: Kunjungi Para Ulama, Gus Mus Beri Wejangan ke Menag Gus Yaqut: Dia Sadar Bahwa Jabatan Itu Amanah
Baca Juga: Anggaran Pengadaan Vaksin Covid-19 Capai Rp73 Triliun, Fadjroel Rachman: Investasi untuk Masa Depan
Baca Juga: Ramalan Shio Tikus 2021, Apakah Jadi Tahun yang Penuh dengan Keberuntungan?
"Kelompok ini selau bertentangan dengan semua asosiasi dokter resmi di dunia serta juga WHO, RKI (Robert Koch Institut Jerman) dan Badan Internasional lainnya tentang epidemi," ucapnya.
Hendropriyono meyakini, kelompok tersebut cukup berbahaya karena dapat membuat masyarakat abai terhadap Covid-19.
"Mereka merupakan bukti, bahwa kemampuan intelektual tidak membuktikan adanya kesehatan mental," tuturnya.
Baca Juga: Peristiwa 16 Tahun Silam, Museum Tsunami Aceh Dibangun sebagai Sarana Belajar dan Kenang Para Korban
Baca Juga: Fakta atau Hoaks: Gelombang Tsunami Dikabarkan Akan Banyak Terjadi di Bulan Desember, Simak Faktanya
Baca Juga: KABAR BAIK! GeNose C19 Buatan UGM Siap Beredar, Murah dan Nyaman Bisa Melalui Embusan Napas
Kelompok itu, katanya, sama dengan kaum 'anarko punk' yang ramai pada dekade 1970 dan percaya pada teori-teori konspirasi.