PR BOGOR - Presiden Jokowi menganalogikan penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi di Indonesia dan dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan ibarat rem dan gas.
Mengklaim pencapaiannya sudah membaik, Presiden Jokowi menyebut agar 'rem dan gas' itu dilakukan secara seimbang.
"Ibarat gas dan rem, strategi penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, saat ini kita jaga agar betul-betul dilakukan dengan seimbang," tulis Presiden Jokowi sebagaimana dilansir melalui akun instagramnya, @jokowi, Senin, 23 November 2020.
Baca Juga: Kritik Kasus Papua dan Petamburan, Luqman Hakim: Jangan Korbankan Bangsa untuk Balas Dendam
Baca Juga: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Dukung Pangdam Jaya Soal Penurunan Baliho Habib Rizieq
Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Sambangi Balai Kota, Anies Baswedan Langsung Beri Sambutan Hangat
Menurutnya, kini kebijakan mengatur keseimbangan tersebut dapat dirasakan dampaknya melalui berbagai indikator.
Hasil itu dapat dilihat pada rata-rata kasus aktif Covid-19 yang lebih rendah dari rata-rata dunia, serta tren rata-rata kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional yang lebih tinggi dari rata-rata dunia.
"Menunjukkan perkembangan yang menggembirakan," imbuhnya.
Baca Juga: Ditetapkan Tersangka Gegara Narkoba, Millen Cyrus Ditahan di Sel Pria, Begini Penjelasan Kapolres
Baca Juga: Mars Diduga Pernah Alami Banjir Besar, Bukti Baru Pernah Ada Kehidupan, Begini Penjelasan Lengkapnya
Baca Juga: Karangan Bunga di Kodam Jaya Disebut Mirip Zaman Ahok, Fadli Zon: Bakar Uang, Mending Disumbangin
Presiden Jokowi kemudian menjelaskan pemulihan di bidang ekonomi. Dikatakannya, tren di kuartal ketiga membaik dari kuartal kedua.
"Strategi yang sejak awal kita sampaikan, rem dan gas, itu harus dijaga, bahkan ditingkatkan," ungkapnya.
"Jangan sampai kendur dan berisiko memunculkan gelombang kedua. Jangan sampai kita mundur lagi," tuturnya.
View this post on Instagram
Diketahui, update terbaru jumlah kasus virus corona di Indonesia kembali diunggah pada sore hari ini.
Baca Juga: Terpantau Gunung Merapi Alami Guguran Tebing Lava Lama, Begini Penjelasan dari BPPTKG Yogyakarta
Baca Juga: Bikin Kagum ARMY! Begini Pesan Suga BTS untuk Para Siswa yang Bakal Mengikuti CSAT
Baca Juga: Sebanyak 270 Daerah Bakal Menggelar Pilkada 2020, Arahan Jokowi ke Kapolri: Awasi Protokol Kesehatan
Melansir situs Covid19.go.id, jumlah kasus per Senin 23 November 2020 mencapai 502.110 orang. Angka ini didapat karena penambahan pasien positif harian dalam 24 jam mencapai 4.442 orang.
Sementara itu, untuk pasien sembuh mengalami pertambahan sebanyak 4.198 orang.
Akumulasi pasien yang sembuh dari Covid-19 hari ini mencapa 42.386 orang atau sekitar 84.1 persen.
Adapun pasien meninggal dunia mengalami penambahan sebanyak 118 orang, dibandingkan hari sebelumnya. Total kasus kematian akibat pandemi virus corona di Indonesia mencapai 16.002 orang, tercatat masih di kisaran 3.2 persen.
Baca Juga: Kalau ARMY Puas dengan Hasil MV Life Goes On BTS, Itu Berkat V dan Jungkook BTS sebagai Direktur
Baca Juga: Daebak! Ini 5 Daftar Drama Korea Kim Hae Sook yang Berperan Jadi Seorang Ibu
Baca Juga: Jelang Tes Masuk Perguruan Tinggi, Otoritas Kesehatan Seoul Perketat Jam Operasional Klub Malam
Dengan begitu, masih ada 63.722 pasien yang dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri di rumah.
Di sisi lain, masih ada 66.279 orang yang menjadi suspek kasus Covid-19 dari seluruh Indonesia.
Sementara di bidang ekonomi, pada kuartal III, ekonomi Indonesia tercatat terkoreksi hingga tiga persen.
Menurut Menkeu, realisasi belanja negara meningkat tajam hingga 15,5 persen di triwulan III.
Baca Juga: Profil Millen Cyrus yang Diborgol Polisi Diduga Gegara Narkoba: Konsumi Pil KB Demi Payudaranya
Baca Juga: Hasil Lengkap Liga Inggris Malam Tadi: Arsenal Ditahan Leeds United, Liverpool Hancurkan Leicester
Baca Juga: Seleb Diduga Millen Cyrus Diborgol Polisi Gegara Narkoba, Terciduk Main dengan Pria J di Kamar Hotel
Belanja negara itu disalurkan untuk bantuan sosial, dukungan bagi dunia usaha, termasuk UMKM yang menjadi pendorong pembaikan ekonomi.
"Kita sudah melewati masa terburuk di triwulan kedua. Di triwulan ketiga, perekonomian mengalami pembalikan atau turning point ke arah zona positif," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pernyataan persnya, Kamis, 5 November 2020.***