BOGOR (PR)- Konsep pengembangan penelitian agromaritim 4.0 tengah disiapkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor.
Hal ini sebagai salah satu upaya untuk modernisasi pertanian. Penelitian ini juga telah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.
Adapun beberapa daerah yang telah mengimplementasikan penelitain ini adalah Cirebon terkait penanggulangan stunting.
Baca Juga: Hingga Akhir Hayat, Salah Satu Mimpi B.J Habibie Masih Belum Terwujud
Kabupaten Bojonegoro dan Musi Banyuasin terkait sekolah peternakan rakyat unggul dan modern, Kabupaten Purbalingga mengenai komunitas estate padi modern dan unggul.
Kepulauan Seribu untuk mewujudkan marine culture, Pulau Tinjil mengenai biomedus, Kabupaten Kampar mengenai kelapa sawit rakyat, Taman Nasional Gunung Leuser mengenai konservasi biodiversitas, dan Kabupaten Bogor mengenai domba rakyat.
Demikian diungkapkan Kepala LPPM IPB Aji Hermawan dalam Seminar dengan tema “Percepatan Hilirisasi Hasil Penelitian di Era Industri 4.0” di IPB Interntasional Convention Center, Baranangsiang, Kota Bogor, Kamis 5 Desember 2019.
Baca Juga: Dijatuhi Sanksi oleh FIFA, Manajemen Tira Persikabo Ajukan Banding
Eko menuturkan, IPB melalui konsep Agromaritim 4.0 berkeinginan kuat untuk mendorong modernisasi pertanian dengan tetap menempatkan petani sebagai sentral pembangunan pertanian, dan mendorong peningkatan produk yang berdaya saing.
“Pertanian modern tidak sekedar mentransformasi kemampuan teknis seperti penggunaan mekanisasi, pemanfaatan internet, untuk mendukung aktivitas bertani dan digitalisasi, tetapi juga menyangkut perubahan mindset atau pola berpikir semua stakeholder,” ujar Aji.
Melalui konsep Agromaritim 4.0, IPB berharap masyarakat pertanian bisa memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan melalui basis data terpadu.
Baca Juga: Reza Rahadian: Kisah Habibie Ainun Adalah Never Ending Story
Dengan demikian, masyarakat pertanian modern dapat mengembangkan inovasi dan invensi yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
Lebih lanjut, Aji menyebut pertanian modern Indonesia kini dan ke depan perlu didukung oleh aplikasi digital. Dengan demikian, proses poroduksi dapat berlangsung efisien, tepat sasaran, tepat guna, dan berdaya saing, serta ramah lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, minimal empat pihak yakni petani sebagai subjek pertanian, pelaku usaha sebagai mitra tani, pemerintah sebagai regulator dan dinamisator, dan perguruan tinggi sebagai sumber inovasi dapat berkomitmen mewujudkan pertanian modern.
Baca Juga: Petani Kopi di Bogor Diharapkan Bisa Kembangkan Produk Unggulan
“Dalam konteks ini, pembangunan SDM pertanian yang adaptif teknologi tinggi membutuhkan peran berbagai pihak, sehingga proses penguatan dan percepatan implementasinya dapat terjadi secara berkesinambungan. ” ucap Aji.
Dari sisi petani, pertanian modern harus dapat mengangkat derajat lebih tinggi untuk meningkatkan kesejahteraannya. Bagi pelaku usaha, insentif dan kemudahan investasi dari pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan daya saing.
“Pemerintah bisa menjamin konsistensi adanya sinergi dan kolaborasi antara pelaku usaha dan petani, sementara perguruan tinggi secara terus menerus menghasilkan inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhan dalam pertanian modern,” kata Aji.***