Naskah Khutbah Jumat tentang Tahun Baru Islam: Bagaimana Kita Memaknai Tahun Baru Hijriah?

- 13 Agustus 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi naskah khutbah Jumat Tahun Baru Islam.
Ilustrasi naskah khutbah Jumat Tahun Baru Islam. /Unplash/Steven Su

Hal ini berbeda dari hijrah yang mengandung tekad, semangat perjuangan, perencanaan, dan kerja keras ke arah tujuan yang jelas: terealisasinya nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlandaskan asas ketuhanan dalam Islam (rahmatan lil ‘alamin).

Nabi memutuskan hijrah setelah melalui proses panjang selama 13 tahun di Makkah dengan berbagai tantangan dan jerih payahnya. Mula-mula beliau berdakwah secara tersembunyi, dimulai dari keluarga, orang-orang terdekat, dan pelan-pelan lalu kepada masyarakat luas secara terbuka.

Baca Juga: Ramalan Harian Zodiak Pisces 13 Agustus 2021, Kamu Bisa mempertimbangkan Pekerjaan Sampingan

Selama itu, Rasulullah mendapat cukup banyak rintangan, mulai dari dicaci-maki, dilempar kotoran unta, kekerasan fisik, hingga percobaan pembunuhan. Semua dilalui dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Modal utama hingga hingga beliau berhasil menyadarkan sejumlah orang adalah akhlak mulia.

Rasulullah tampil sebagai agen perubahan di tengah masyarakat Arab yang begitu bejat. Asas tauhid melenceng jauh karena menganggap berhala sebagai Tuhan.

Nilai-nilai kemanusiaan juga nyaris tak ada lantaran masih maraknya perbudakan, fanatisme suku, harta riba, penguburan hidup-hidup bayi perempuan, dan lain-lain.

Rasulullah yang hendak mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat jahiliyah mesti berhadapan para pembesar suku yang iri dan tamak kekuasaan, termasuk dari paman beliau sendiri, Abu Jahal dan Abu Lahab.

Baca Juga: Rangkaian Pantun Kemerdekaan Lucu, Sambut Momen Perayaan HUT RI ke-76 dengan Ucapan Menghibur

Pengikut Islam bertambah, dan secara bersamaan bertambah pula tekanan dari musyrikin Quraisy. Hingga akhirnya atas perintah Allah, Nabi Muhammad bersama para sahabatnya berhijrah dari Makkah ke kota Yatsrib yang kelak dikenal dengan sebutan Madinah.

Perjalanan hijrah dilakukan di malam hari dengan cara sembunyi-sembunyi dan penuh kecemasan, menghindari kejaran kaum musyrikin Quraisy. Beruntung kala di kota Yatsrib, Rasulllah bersama sahabat-sahabatnya disambut positif penduduk setempat.

Halaman:

Editor: Nurul Fitriana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x