Baca Juga: Ulang Tahun ke-24, Ini Alasan Mengapa Jungkook BTS Dipanggil Golden Maknae
"Itulah kenapa isu 'mural kritik' kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu.
Jika belum ada kesepahaman, maka tafsir boleh/tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan dialektika “ini kritik atau hinaan” ?, dalam perjalanan demokrasi bangsa ini,'' tanya Ridwan Kamil.
"Dalam perspektif saya, Mural adalah seni ruang publik yang 'temporer'. Ada umurnya," ungkap dia.
Ridwan Kamil mengingatkan, pelaku mural juga harus paham dan jangan baper karena karyanya suatu hari akan hilang.
"Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya. Mari berdialog," tutup Ridwan Kamil.
***