PEMBRITA BOGOR - Sebuah insiden mengerikan terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, setelah seorang calon anggota legislatif (Caleg) melakukan aksi teror dengan menggunakan petasan.
Aksi ini terjadi setelah AH, seorang Caleg DPRD Kabupaten Subang dari Partai NasDem yang gagal dalam Pemilu 2024, melakukan tindakan tersebut sebagai bentuk ekspresi kekecewaannya atas kekalahan dalam kontes politik Pemilu 2024.
Sebuah video yang beredar menunjukkan AH dan pendukungnya menyalakan petasan di menara masjid di Tegalkoneng, Desa Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Subang.
Baca Juga: Angin Tornado Terjang Rancaekek Bandung, Bikin Pagar Pabrik Roboh hingga 10 Rumah Warga Rusak Berat
Menyusul kegagalan dalam perolehan suara, AH tidak hanya melakukan aksi teror di satu tempat, tetapi juga di sejumlah titik lain yang perolehan suaranya rendah.
Hal ini menimbulkan kerugian bagi warga sekitar, termasuk satu korban yang meninggal dunia akibat serangan jantung setelah mendengar dentuman petasan.
Dikutip dari Pikiran Rakyat Jabar, Daspin kerabat korban mengungkapkan kesulitan dalam mendapatkan perawatan bagi korban yang mengalami dampak dari aksi teror tersebut.
Selain melakukan teror dengan petasan, AH juga diduga terlibat dalam pembongkaran jalan dan gorong-gorong yang telah dibangun sebelumnya.
Fasilitas umum ini dibangun menggunakan dana aspirasi sejak AH menjabat sebagai anggota dewan terpilih. Tindakan pembongkaran ini diyakini dilakukan AH sebagai bentuk ekspresi atas kekecewaannya.
Berdasarkan data resmi dari situs pemilu2024.kpu.go.id, perolehan suara AH dalam pemilu tersebut sangat rendah, hanya mencapai 421 suara, jauh di bawah caleg lain di daerah pemilihannya yaitu Dapil 4 Subang untuk wilayah Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi.
RSUD Subang Siapkan Ruangan Khusus Caleg yang Gagal di Pemilu 2024
Menyikapi dampak psikologis dari kekalahan dalam pemilu, RSUD Subang telah menyiapkan ruangan khusus dan tenaga medis, termasuk dokter kejiwaan, untuk memberikan bantuan kepada para calon yang mengalami stres akibat hasil pemilu.
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memberikan perlindungan dan perawatan bagi mereka yang memerlukannya.
Menyikapi kondisi ini, Arief Syarifudin, Deputi Direksi Bidang Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan akan menanggung penyakit depresi, termasuk depresi ringan, sedang, dan berat, dengan batasan besaran tanggungan tertentu, asalkan peserta telah terdaftar dan membayar premi secara rutin.***