Angin Tornado Terjang Rancaekek Bandung, Bikin Pagar Pabrik Roboh hingga 10 Rumah Warga Rusak Berat

- 22 Februari 2024, 11:45 WIB
Warga menyelamatkan barang yang tersisa pasca angin tornado yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/2/2024). BPBD Provinsi Jawa Barat tengah mendata kerusakan bangunan dan korban akibat bencana puting beliung yang terjadi di Rancaekek pada Rabu petang tersebut.
Warga menyelamatkan barang yang tersisa pasca angin tornado yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/2/2024). BPBD Provinsi Jawa Barat tengah mendata kerusakan bangunan dan korban akibat bencana puting beliung yang terjadi di Rancaekek pada Rabu petang tersebut. /Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi

PEMBRITA BOGORAngin tornado menerjang kawasan Bandung dan Sumedang pada Rabu sore hari, 21 Februari 2024 dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah.

Detik-detik kejadian tersebut, yang terekam dalam beberapa video dan menjadi viral di media sosial, menunjukkan intensitas besar angin tornado yang melanda kedua daerah tersebut.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), angin tornado mulai berhembus sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca Juga: Sopir Truk Maut Rombongan Peziarah yang Terguling di Bandung Barat Ditetapkan sebagai Tersangka

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan, "Angin tornado mengakibatkan atap rumah warga di Kecamatan Jatinangor, Sumedang, berterbangan. Angin tornado juga merobohkan pagar PT. Kahatex, Rancaekek, Kabupaten Bandung."

Rahayu menambahkan bahwa angin tornado ini disertai dengan hujan ekstrem dan terjadi karena adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB) yang disertai angin kencang.

Menurut Rahayu, "Tampak hujan ekstrem dari radar lokasi kejadian. Tornado merupakan dampak ikatan pertumbuhan awan CB dan berlanjut hujan lebat disertai angin kencang tiba-tiba dengan durasi singkat dan skala lokal."

Baca Juga: Sebanyak 1.004 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa di Sumedang

Dia juga menyoroti bahwa indeks labilitas cuaca berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jawa Barat, meningkatkan potensi aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.

Halaman:

Editor: Muhammad Rizky Suryana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x