Juni Mulai Masuk Kemarau, Warga Sumedang Perlu Hemat Air dan Antisipasi Bencana

7 Juni 2020, 21:27 WIB
SITU Cisaat Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta mengering pada musim kemarau beberapa waktu lalu. Kawasan tersebut memiliki potensi pariwisata namun belum terkelola dengan baik.*/HILMI ABDUL HALIM/PR /

PR BOGOR - Memasuki Bulan Juni 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengimbau masyarakat supaya menghemat penggunaan air.

Pasalnya, berdasarkan perkiraan cuaca dari pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini akan dimulai pada bulan Juni 2020.

Diberitakan di Pikiran-Rakyat.com, Kepala BPBD Kabupaten Sumedang, Ayi Rusmana, saat ini wilayah Jawa Barat mulai memasuki musim kemarau.

Baca Juga: Pakar Kerjaan Inggris: Kate Middleton Bisa Jadi Bangsawan Pertama Gantikan Putri Diana

Untuk itu, masyarakat harus mulai mewaspadai kemungkinan-kemungkinan bencana yang bisa terjadi ke depannya.

"Menurut informasi dari BMKG, saat ini wilayah Jawa Barat sudah mulai memasuki musim kemarau. Untuk itu, kita semua harus sudah mulai waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan bencana yang biasa terjadi pada musim kemarau," kata Ayi Rusmana.

Menurut Ayi, sesuai informasi dari BMKG, musim hujan sendiri berakhir sampai tanggal 31 Mei 2020.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Kabupaten Bogor 7 Juni: Kasus Positif Bertambah 22, 7 dari Klaster Pasar Cileungsi

Artinya, mulai bulan Juni ini, berarti telah masuk musim kemarau. Kalaupun dalam kenyataannya di wilayah Sumedang masih turun hujan, mungkin itu hanya tinggal sisa-sisanya saja.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Musim Kemarau di Depan Mata, Warga Sumedang Diimbau Mulai Menghemat Air'.

Dan hujan yang masih ada sekarang itu, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk pasokan nanti pada musim kemarau.

Dijelaskan Ayi, pada musim kemarau yang akan datang, setidaknya ada dua jenis bencana yang perlu diwaspadai, pertama bencana kebakaran dan kedua bencana kekeringan.

Baca Juga: Kabar Baik dari Pusat, Hari Ini Pasien Sembuh Corona Sentuh Angka 591 Orang

Maka dari itu, sebelum musim kemarau tiba, tidak ada salahnya jika warga mulai melakukan langkah antisipasi guna menghindari kemungkinan terjadinya bencana tersebut.

Salah satunya, dengan cara menghemat penggunaan air seefisien mungkin, menyiapkan bak penampungan untuk pasokan air bersih, serta memenuhi pasokan air di embung-embung untuk lahan pertanian.

Upaya tersebut, penting dilakukan untuk mengantisipasi apabila air di sumur sudah mengering, atau penyaluran PDAM digilir.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Kota Bogor 7 Juni: 117 Orang Dinyatakan Positif, PDP Ada 78

Termasuk, untuk mengantisipasi apabila debit air sungai dan irigasi untuk lahan pertanian sudah berkurang, jadi para petani bisa memanfaatkan pasokan air di embung tersebut.

"Puncak musim kemarau tahun 2020 ini diperkirakan terjadi pada bulan Agustus 2020 mendatang. Mumpung sekarang pasokan air masih banyak, kita semua harus sudah mulai menghemat air, bahkan bagusnya harus sudah mulai menyetok pasokan air," ujarnya.

Dengan langkah itu, diharapkan ketika wilayah Sumedang dilanda kekeringan, warga tidak terlalu kesulitan untuk mendapatkan air karena masih memiliki pasokan air di rumahnya masing-masing.

Begitupun dengan para petani, seandainya nanti debit air yang biasa digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pertanian berkurang, para petani bisa mulai menggunakan pasokan air di embung supaya lahan pertaniannya bisa tetap digarap hingga bisa dipanen.

Baca Juga: Resmi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Dibuka per Hari Ini, Simak Penjelasan Jasa Marga

"Adapun untuk mengantisipasi bencana kebakaran yang dimungkinkan terjadi pada musim kemarau. Kami minta warga jangan melakukan pembakaran hutan sembarangan, matikan kompor sebelum bepergian, dan harus selalu mengecek setiap potensi kebakaran di sekitar pemukimannya," tuturnya.

Terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang yang meharuskan warga untuk berdiam diri di rumah. Warga harus tetap hemat dalam penggunaan air, serta harus senantiasa memperhatikan potensi api di sekitar rumahnya yang dapat memicu terjadinya kebakaran.*** (Taufik Rochman/Kabar Priangan)

Editor: Amir Faisol

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler