Pusat Perniagaan di Jawa Barat Kembali Dipadati Pengunjung, ini yang Dikhawatirkan Para Ahli

- 19 Mei 2020, 15:16 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya memantau kondisi Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Minggu (17/5/2020). Sepekan menjelang Lebaran, kondisi pasar penuh sesak oleh pembeli baju dan aksesoris.*
Wali Kota Bogor Bima Arya memantau kondisi Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Minggu (17/5/2020). Sepekan menjelang Lebaran, kondisi pasar penuh sesak oleh pembeli baju dan aksesoris.* /

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Seiring dengan mendekatinya perayaan hari raya Idul Fitri, tak sedikit mall dan pasar yang kembali beroperasi sehingga menimbulkan kerumunan dalam skala yang besar.

Menjelang lebaran, sejumlah pasar di DKI Jakarta mulai ramai diserbu oleh pengunjung. Selain di Jakarta, belum lama ini viral keramaian yang terjadi di Pasar Anyar Bogor pada hari senin lalu yang langsung disidak oleh Bima Arya.

Kemudian, viral video kepadatan pengunjung yang terjadi di mal Sentra Grosir Cikarang, Bekasi dan langsung ditutup oleh pihak Pemkab Bekasi pada Senin, 18 April 2020.

Baca Juga: 27 Kota Kabupaten di Jabar Belum Berstatus Zona Hijau, Kang Emil: PSBB Jabar Tetap Dilanjutkan

Dilansir dari Antara, Panji Fortuna Hadisoemarto selaku Epidemiolog Universitas Padjajaran memperingatkan bahaya penularan dan penyebaran virus corona di pusat perniagaan tersebut.

"Gelombang pertama yang belum selesai ini juga berpotensi naik drastis jika tidak ada pengetatan PSBB dan malahan ada rencana pelonggaran PSBB di Jawa Barat.

"Apalagi saat ini sudah banyak warga yang kembali berbelanja untuk keperluan lebaran, ini bisa memperluas penyebaran," jelas Panji pada Senin, 18 Mei 2020, dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com.

Baca Juga: Warganya Dinyatakan Positif Corona Setelah Berbelanja di Pasar Kaget, ini Penjelasan Camat Cibiru

Panji menjelaskan bahwa penularan virus corona di pusat-pusat perniagaan seperti mall dan pasar sangat mungkin terjadi sebab droplet dari pembawa virus kemungkinan akan menempel pada permukaan pakaian yang biasa disentuh oleh pengunjung.

Jika permukaan benda yang terkena droplet ini disentuh, kemungkinan virus berpindah dan menginfeksi  orang yang menyentuhnya sangat besar.

Lebih lanjut Panji mengingatkan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan sebab gelombang wabah virus corona di Jawa Barat hingga saat ini masih belum usai.

Sumber artikel dari bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul "Mal dan Pasar di Jabar Kembali Ramai, Ahli: Kalau Seperti ini, Baru Bisa Selesai 3 Tahun Kedepan"

Pastikan selalu mengikuti protokol kesehatan serta aturan PSBB yang sudah ditetapkan pemerintah untuk meminimalisir penularan virus tersebut.

Terjadinya peningkatan angka penularan COVID-19 sangat mungkin terjadi apabila berkaca pada kepadatan pengunjung yang membanjiri pusat-pusat perniagaan baru-baru ini.

"Potensi penyebaran (di pusat niaga) tinggi. Bayangkan masyarakat menganggap situasi saat ini normal, dengan berdesakan di toko baju, toko emas, tanpa mempertimbangkan protokol kesehatan, ini sangat meningkatkan risiko penularan," jelas Panji.

Baca Juga: Tetap Harus Kerja di Luar Rumah Di Tengah Wabah COVID-19? Ini Tips dari Kominfo!

Panji juga menegaskan bahwa meningkatkan kembali pengetatan pergerakan dan kontak anggota masyarakat merupakan kunci utama untuk menekan angka penularan COVID-19.

Semakin kecil persentase pergerakan masyarakat, pandemi COVID-19 semakin cepat ditanggulangi, berdasarkan pemodelan yang dibuat olehnya.

"Saya membuat simulasi bagaimana COVID-19 akan menyebar di Jabar dalam beberapa skenario. Pertama, skenario kondisi sekarang. Nampaknya, walau PSBB sudah berhasil menurunkan transmisi, tetapi ada sisa transmisi yang menyebabkan kita masih melihat ada kasus baru setiap hari," tutur Panji.

Baca Juga: Berikut Dampak Kerusakan Jika Mobil Mewah Rolls-Royce Raffi Ahmad Diisi Dengan Bensin Premium

Akan tetapi, apabila pergerakan masyarakat dibiarkan seperti ini terus atau tetap dibiarkan berkerumun dan berdesakan di pusat niaga maka pandemi COVID-19 baru bisa teratasi sampai tiga tahun ke depan.

"Intinya PSBB ini kalau saya simulasikan dengan pengetatan sedikit lagi saja, itu bisa mempercepat habisnya wabah COVID-19 di Jawa Barat bahkan dalam waktu kurang dari satu bulan," ucapnya.

"Pada dasarnya, pemodelan yang saya buat merekomendasikan bahwa kita harus mengetatkan PSBB sedikit lagi, agar penurunan dengan cepat itu bisa terjadi," pungkasnya.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x