Sumber keamanan Tunisia dan sumber polisi Prancis menyebut tersangka sebagai Brahim Aouissaoui.
Dalam konferensi pers di Kota Nice, Ricard mengatakan, pria itu memasuki kota dengan kereta api pada Kamis pagi dan pergi ke gereja.
Baca Juga: Karikatur Nabi Muhammad hingga Pemenggalan di Prancis, PBB: Hormati Semua Agama dan Kepercayaan
Di gereja dia langsung melancarkan aksinya, menikam dan membunuh sexton berusia 55 tahun dan memenggal kepala seorang wanita berusia 60 tahun.
Dia juga menikam seorang wanita berusia 44 tahun yang melarikan diri ke kafe terdekat tempat dia membunyikan alarm sebelum meninggal, kata Ricard. Polisi kemudian datang dan menghadapi penyerang, masih meneriakkan “Allahu Akbar”, dan menembak serta melukai dia.
“Pada penyerang kami menemukan Alquran dan dua telepon, pisau kejahatan - 30cm dengan ujung tajam 17cm. Kami juga menemukan tas yang ditinggalkan oleh penyerang. Di samping tas ini ada dua pisau yang tidak digunakan dalam penyerangan,” kata Ricard.
Baca Juga: Bertanya Sumbangsih Milenial? Pemuda Indonesia yang Beragam Jadi Fondasi Berdirinya Bangsa
Tersangka berada di rumah sakit dalam kondisi kritis, katanya.
Juru bicara pengadilan khusus kontra-militansi Tunisia Mohsen Dali mengatakan kepada Reuters bahwa Aouissaoui tidak terdaftar oleh polisi di sana sebagai tersangka militan.
Aouissaoui meninggalkan negara itu pada 14 September dengan perahu, menambahkan bahwa Tunisia telah memulai penyelidikan forensiknya sendiri atas kasus tersebut.