Kendati begitu, merespon kondisi itu, publik menilai, bukan berarti pemerintah mengimpor beras yang sudah tidak layak. Sementara beras lokal hasil petani lokal merupakan beras dengan gizi yang baik.
"Sayangnya pemerintah tidak mau membelinya," kata seorang komentator sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari The Oekusi Post.
Baca Juga: Korban, LHI Diperiksa Polisi Soal Pengakuan Pelcehan Seksual oleh Oknum Dokter di Bandara Soetta
Saat beras pecah itu tiba di pertengahan Agustus 2020 lalu, tiga menteri dari Pemerintahan Taur Matan Ruak menjemputnya di pelabuhan.
Adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Joaquim Amaral, Menteri Perhubungan dan Komunikasi Jose Agustinho da Silva, Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri, Jose Lucas do Carmo da Silva.
Joaquim Amaral mengatakan, pemerintah membeli beras pecah ini dengan tujuan mengantisipasi kelaparan saat wabah Covid-19.
Baca Juga: Resesi Benar-benar Depan Muka, Sri Mulyani Bilang Indonesia Bergantung dengan Perkembangan Covid-19
"Hari ini kami datang ke sini untjuk menyaksikan betas yang kami beli selama krisis Covid-19. Saat itu, semua negara tidak menjual beras karena upaya pemerintah melakukan negosiasi dengan pemerintah Vietnam, membeli beras untuk mejamin stok nasional kita," kata Menteri Joaquim.***