Warga Lebanon Tuntut Pemerintah Undur Diri Buntut Ledakan di Beirut, Presiden Harus Bertanggungjawab

- 7 Agustus 2020, 10:11 WIB
Sejumlah gedung di Beirut, Lebanon mengalami kerusakan usai dilanda ledakan besar yang terjadi pada Selasa 4 Agustus 2020.
Sejumlah gedung di Beirut, Lebanon mengalami kerusakan usai dilanda ledakan besar yang terjadi pada Selasa 4 Agustus 2020. /New York Times

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan, ledakan yang terjadi petang kemarin diduga berasal dari 2700 ton Amonium yang tersimpan dalam pelabuhan.

Perdana Menteri (PM) Libanon, Hassan Diab, mengatakan, ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut, selama 6 tahun.

Baca Juga: Satu Tahun Pacaran, Idol Kpop Biseksual Som Hein Konfirmasi Hubungannya Kandas dengan Sang Pacar

"Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Diab pada pertemuan dewan pertahanan, seperti laporan kantor berita AFP.

Data yang dikumpulkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menunjukkan, ledakan besar yang terjadi di Beirut sangat kuat.

Ledakan itu menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan 3,3 Skala Richter.

Baca Juga: Aksi Pelecehan Seksual Diduga Dilakukan Seorang Youtuber Turah Parthayana, Motif Nonton Film Horor

Meski demikian, setara dengan magnitudo 3,3 tidak langsung sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama.

Menurut ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional AS, Don Blakeman, hal tersebut karena jenis ledakan permukaan, seperti ledakan di Beirut, tidak menghasilkan magnitudo sebesar gempa bumi.

Blakeman mengatakan sebagian besar energinya terserap ke udara dan bangunan. Artinya, jika ledakan itu terjadi di bawah permukaan bumi, kekuatannya akan lebih tinggi.

Halaman:

Editor: Amir Faisol

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x