Mutasi Genetik COVID-19 Paling Mematikan Terjadi di Eropa, ini yang Dikhawatirkan Peneliti

- 22 April 2020, 12:07 WIB
ILUSTRASI upaya pencegahan infeksi virus corona.*
ILUSTRASI upaya pencegahan infeksi virus corona.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Setelah sebelumnya diperoleh informasi bahwa virus corona mengalami mutasi genetik, kini para peneliti lebih genjar melakukan pengembangan penelitian terkait pembaharuan struktur molekul dalam virus corona.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Mirror Daily, ada lebih dari 2,4 juta jiwa terinfeksi corona di seluruh dunia, setelah diteliti lebih mendalam diperoleh informasi bahwa strain yang ada di Eropa ternyata jauh lebih mematikan dibanding yang ditemukan di AS.

Kemudian, peneliti di Tiongkok dan Eropa juga menemukan fakta bahwa galur dari Tiongkok dan Eropa ditemukan sebagai yang paling berbahaya, sedang AS lebih ringan.

Baca Juga: Penambangan Ilegal Memakan Korban, 4 Bocah Ditemukan Terkubur Dalam Lubang Galian

Selanjutnya, para peneliti menganalisis strain virus dari 11 pasien virus corona. Tujuannya adalah untuk menguji seberapa efektif virus dapat menginfeksi dan membunuh sel manusia.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa beberapa mutasi paling mematikan ditemukan di Zhejiang, sementara strain ini juga ditemukan di Spanyol, Italia, dan New York.

Namun, yang menjadi perhatian dan kekhawatiran para peneliti adalah jenis virus ini menciptakan 270 kali lipat viral load dibandingkan jenis yang paling ringan.

Baca Juga: Walikota Tangerang Selatan 'Palsu' Manfaatkan COVID-19 untuk Menipu di Facebook

Strain paling ringan ditemukan di sebagian besar wilayah AS, termasuk di Negara Bagian Washington.

Halaman:

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah