Komite Investigasi Ungkap Pelaku Penembakan di Kampus Rusia Masih Hidup, Kini Dirawat di Rumah Sakit

- 21 September 2021, 07:46 WIB
Ilustrasi penembakan - Komite investigasi ungkap pelaku penembakan di kampus Rusia masih hidup, kini dirawat di rumah sakit.
Ilustrasi penembakan - Komite investigasi ungkap pelaku penembakan di kampus Rusia masih hidup, kini dirawat di rumah sakit. /Pixabay/Kerttu

PR BOGOR – Komite Investigasi Rusia mengatakan pelaku penembakan di Universitas Perm, Rusia, masih hidup dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

Pernyataan ini disampaikan Komite Investigasi Rusia setelah pihak universitas menyebut pelaku yang merupakan seorang mahasiswa itu tewas saat akan ditangkap polisi.

Komite Investigasi juga mengatakan, korban insiden penembakan bertambah menjadi delapan orang, dan melukai beberapa mahasiswa lainnya.

Sebelumnya, insiden mematikan ini terjadi ketika salah seorang mahasiswa melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah universitas yang ada di Kota Perm, dengan menggunakan senapan berburu.

Baca Juga: Info Vaksin Covid-19 Bogor di Puskesmas Curug Bitung Hari Ini, Sasaran Anak Sekolah Usia 12 Tahun ke Atas

Selain menewaskan enam orang mahasiswa, insiden penembakan itu juga melukai beberapa orang lainnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bogor.com dari Reuters, Senin 20 September 2021. Beberapa mahasiswa yang panik terlihat melompat dari jendala untuk menyelematkan diri.

"Ada sekitar 60 orang di kelas kami. Kami menutup pintu dan membarikadenya dengan kursi," kata Semyon Karyakin, salah seorang mahasiswa Perm Stat University.

Sementara, Komite Investigasi Rusia mengatakan, pelaku penembakan sudah ditangkap dan mengalami luka setelah melawan saat akan ditangkap.

Pelaku sendiri diidentifikasi sebagai mahasiswa di universitas yang memperoleh senapan berburu pada Mei lalu.

Baca Juga: Keluarga Kerajaan Inggris Tengah Berbahagia, Putri Beatrice Melahirkan Anak Pertamanya

Media lokal mengidentifikasi, pelaku merupakan mahasiswa berusia 18 tahun yang sebelumnya memposting foto dirinya di media sosial.

Dalam postingannya, pelaku berpose dengan senapan, helm, dan amunisi. Namun, foto ini belum bisa diverifikasi kebenarannya.

"Saya sudah memikirkan ini sejak lama, sudah bertahun-tahun, dan saya menyadari saatnya telah tiba untuk melakukan apa yang saya impikan," kata sebuah posting tersebut sebelum akhirnya dihapus.

Ini menunjukkan bahwa tindakannya tidak ada hubungannya dengan politik atau agama tetapi dimotivasi oleh kebencian.

Baca Juga: Update Vaksin Covid-19 Bogor di Puskesmas Bunar Hari Ini, Sasaran Anak Sekolah Usia 12-17 Tahun

Rusia memiliki batasan ketat pada kepemilikan senjata api sipil. Tetapi, beberapa kategori senjata tersedia untuk dibeli seperti berburu, membela diri, atau olahraga bagi mereka yang memenuhi persyaratan tertentu.

Pada Mei lalu, seorang remaja pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah sekolah di kota Kazan. Sembilan orang dinyatakan tewas dan melukai lebih banyak orang.

Insiden ini merupakan yang terburuk dan mematikan di Rusia sejak 2018, ketika seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Krimea menembak 20 orang sebelum akhirnya pelaku mengakhiri hidupnya dengan senjata yang digenggamnya.

Di sisi lain, Rusia menaikkan usia minimum untuk kepemilikan dan pembelian senjata api dari 18 menjadi 21 setelah penembakan di Kazan, tetapi undang-undang baru tersebut belum berlaku.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah