Serba-serbi Pilpres Iran 2021: Rakyat Enggan Pakai Hak Pilih, Waktu Pemungutan Suara Diperpanjang

- 20 Juni 2021, 06:26 WIB
Pemilihan Presiden Iran berlangsung pada Jumat 18 Juni 2021. Namun, banyak rakyat enggan menyuarakan hak pilihnya.
Pemilihan Presiden Iran berlangsung pada Jumat 18 Juni 2021. Namun, banyak rakyat enggan menyuarakan hak pilihnya. /Reuters/Lisi Niesner

PR BOGOR - Pemungutan suara untuk menentukan presiden baru Iran pengganti Hassan Rouhani pada Jumat, 18 Juni 2021 sempat diperpanjang dua jam dari waktu yang dijadwalkan.

Hal ini terjadi karena minimnya minat rakyat Iran untuk memberikan hak pilihnya pada pemilihan Oresiden kali ini.

Diperkirakan suara rakyat Iran yang masuk tidak sampai 50 persen dari total semua suara yang terdaftar.

Baca Juga: Perolehan Suara Pilpres Iran, Ebrahim Raisi Unggul

Para pejabat belum merilis angka partisipasi yang pasti.

Sementara itu, pihak Kementrian Dalam Negeri menolak mengonfirmasi laporan bahwa jumlah suara tidak sah melebihi perolehan salah satu kandidat, Rezaei.

Jika benar hal itu terjadi, berarti untuk pertama kalinya dalam sejarah pemilu Iran, suara tidak sah menempati posisi kedua.

Baca Juga: Jadwal Tayang True Beauty di NET TV, Kisah Gadis SMA Berubah Menjadi Cantik

Sebagaimana diketahui dalam perolehan suara sementara dipimpin oleh Ebrahim Raisi dan disusul oleh Mohsen Rezaei.

Keengganan rakyat Iran untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu kali ini dikarenakan banyak kandidat yang 'dipaksa' mundur dari kursi pencalonan.

Awalnya ada sekitar 600 calon yang di dalamnya ada sekitar 40 orang perempuan. Lalu dari jumlah tersebut mengerucut menjadi hanya tujuh saja.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Spanyol vs Polandia di Euro 2020, Tayang Dini Hari Nanti Pukul 2.00 WIB

Tiga dari kandidat yang sudah dipersiapkan tersebut keluar dan hanya menyisakan empat calon saja dalam perebutan kekuasaan.

Di Iran, Pemimpin Tertinggi adalah orang yang paling kuat sejak revolusi 1979 setelah monarki yang didukung AS berhasil digulingkan.

Tapi kini presiden memiliki pengaruh yang lebih kuat.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG! LINK LIVE STREAMING EURO 2020: Portugal vs Jerman di Mola TV

Presiden memiliki pegaruh mulai dari kebijakan industri, perdagangan sampai urusan luar negeri.

Pencapaian terbesar Rouhani adalah kesepakatan nuklir 2015 di mana Iran setuju membatasi program nuklirnya dengan imbalan mendapatkan keringanan sanksi.

Namun, mantan presiden AS, Donald Trump menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018.

Baca Juga: Rekomendasi Film Bioskop Terbaru yang Tayang di Bulan Juni 2021, dari Horor hingga Animasi

Kemudian menjatuhkan sanksi baru yang membuat penjualan minyak Iran menjadi sulit.

Oleh sebab itu perekonomian Iran menjadi terpuruk dan tingkat inflasi mencapai 50 persen.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah