Macron sendiri sudah mengabaikan peristiwa itu dan berjanji akan tetap bertemu secara langsung dengan para pemilihnya walau ada kekhawatiran akan keselamatan pribadinya.
Baca Juga: Lirik Lagu Baby Blue Love - TWICE, Romanization dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Ditanya tentang hal itu, Macron hanya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan 'tindakan bodoh, kekerasan' dan sebuah konsekuensi dari atmosfer beracun yang didapat dari media sosial.
"Anda terbiasa dengan kebencian di media sosial yang menjadi normal," katanya seperti dilansir bogor.pikiran-rakyat.com dari Aljazeera pada Jumat, 11 Juni 2021.
"Dan kemudian ketika Anda bertatap muka dengan seseorang, Anda berpikir itu adalah hal yang sama. Itu tidak bisa diterima," tutur dia.
Semua pejabat politik sudah setuju dan mengutuk peristiwa penamparan tersebut. Menurut mereka hal ini dikarenakan menurunnya standar debat publik hanya sepuluh bulan dari pemilihan presiden.
"Iklim politik berubah menajdi cuka. Ini berbahaya," kata anggota parlemen kiri senior dan kandidat pemilihan Regional Clementine Autain kepada France Info.
Sementara beberapa pihak lain melihat serangan tersebut sebagai penolakan mendalam dari banyak orang Prancis terhadap Macron.
Baca Juga: 9 Fakta Angelo Alessio, Pelatih Baru Persija Jakarta