PR BOGOR - Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden berjanji akan melakukan Vaksinasi Covid-19 bagi 100 juta warganya selama 100 hari pertama masa jabatannya.
Janji yang disampaikan Joe Biden itu sebagai upaya Amerika Serikat memerangi pandemi Covid-19 yang menewaskan 1,5 juta orang di seluruh dunia dan merusak ekonomi global.
"Dalam 100 hari, kami dapat mengubah perjalanan penyakit dan mengubah hidup di Amerika menjadi lebih baik," kata Joe Biden, yang akan secara menjabat sebagai Presiden Amerika Seikat pada 20 Januari, melansir Daily Sabah dari AFP.
Baca Juga: Vaksin Covid-19: 9 dari 10 Warga Miskin Kehilangan Kesempatan Vaksinasi, Imbas Rakusnya Negara Kaya
Baca Juga: Fakta Soal Vaksin Covid-19 Pfizer, 2 Warga Inggris Alami Alergi Parah Usai Disuntik, Ini Catatan AS
Baca Juga: Fakta 5 Fakta Menarik tentang IU, Solois Wanita Tersukses di Industri KPop, Nomor 5 Menyayat Hati
"Apapun politik atau sudut pandang Anda, tutupi selama 100 hari," katanya.
Kegagal Amerika untuk meredam pandemi Covid-19 banyak dikritik.
Alih-alih ingin meredam pandemi Covid-19, Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang paling parah terkena imbas daripada pandemi virus corona.
Menjadi negara yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19 di dunia, Amerika Serikat mencatat lonjakan kasus lebih dari 15 juta orang dan lebih dari 280.000 kematian.
Baca Juga: ARMY harus Tahu: Best 10 Penampilan Jimin BTS Sepanjang Masa, Ayoo.. Mana Favoritmu?
Baca Juga: ARMY harus Tahu: 4 Fakta Unik tentang J-Hope BTS Jarang Orang Ketahui, Nomor 2 Role Model Banget!
Baca Juga: 3 Puisi Bisa Dibaca di Hari Natal 2020: Kristus! Lindungilah dan Berkati, Ajari Kami Berendah Hati
Vaksinasi Covid-19
Negara yang sudah memulai vaksinasi adalah Inggris. Inggris memulai vaksinasi pada Selasa, 8 Desember 2020.
Vaksin Covid-19 yang digunakan oleh ototritas Inggris dalam vaksinasi tersebut adalah Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.
Menyusul vaksinasi di Inggris itu, kebanyakan orang di 67 negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah termasuk Bhutan, Ethiopia dan Haiti, berisiko tertinggal, kata laporan peneliti.
Baca Juga: Menkes Terawan Beberkan Tenaga Medis di Pulau Ini yang Bakal Terima Vaksin Covid-19 Sinovac
Baca Juga: Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab yang Kebal Hukum? Bantah Kirim Sekawanan Pembunuh ke Kanada
Baca Juga: Kapolri Idham Azis Mutasi Pati Polri, Brigjen Awi Setiyono Tak Lagi Jadi Karo Penmas Divhumas Polri
Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech adalah salah satu dari beberapa vaksin yang menawarkan harapan untuk mengakhiri pandemi yang telah menewaskan lebih dari 1,5 juta orang di seluruh dunia dan merusak ekonomi.
Pelopor Pfizer-BioNTech dan perusahaan biotek AS Moderna telah melaporkan kemanjuran masing-masing 95 persen dan 94 persen dan telah memberikan data kepada pemangku kebijakan.
Sinovac China dan Sputnik V Rusia termasuk di antara delapan kandidat vaksin terkemuka.
Baca Juga: ARMY harus Tahu, V BTS Dijuluki Artis Terpopuler Usai Masuk Nominasi Kategori di Akun Instagram
Baca Juga: Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran Ultimatum Pimpinan FPI: Kami akan Tangkap Habib Rizieq Shihab
Baca Juga: Prediksi Sparta Praha vs AC Milan Liga Europa Tayang di SCTV: Rossoneri Bakal Maju ke Babak 32 Besar
"Ini seharusnya tidak menjadi pertempuran antar negara untuk mendapatkan dosis yang cukup," kata Mohga Kamal-Yanni, seorang penasihat Aliansi Vaksin Rakyat.
"Selama masa pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kehidupan dan mata pencaharian masyarakat harus diletakkan di atas keuntungan perusahaan farmasi," tambahnya.***