Masih Misteri, 350 Gajah Afrika Mendadak Tewas Sekarat, Sekarang hanya Menyisakan Bangkainya

3 Juli 2020, 09:24 WIB
Kematian Misterus gajah di beberapa tempat./dailymail /


PR BOGOR - Kabar mengejutkan datang dari kawasan padang rumput atau Delta Okavango di Botswana, habitat gajah Afrika.

Pasalnya, baru-baru ini terungkap ada 350 gajah di Delta Okavango diketahui meninggal dalam kondisi yang mengenaskan.

Diberitakan di Galamedia.pikiran-rakyat.com, Kamis 2 Juli 2020, kematian yang tidak biasa ini pertama kali dilaporkan pada Mei 2020.

Baca Juga: Sang Ayah Sering Kritisi Jokowi, PAN Malah Sodorkan Anak Amien Rais Jadi Menteri Kala Reshuffle Tiba

Saat itu 169 gajah di Delta Okavango, habitat satwa liar yang berawa dan rimbun mati dalam waktu singkat.

Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat pada pertengahan Juni dengan 70 persen kematian terjadi di sekitar air.

Apa yang terjadi sejak Mei ini memicu kemarahan komunitas pencinta hewan serta aktivis konservasi alam dan fauna.

Baca Juga: Pilu 2 Gadis Cirebon, 5 Tahun Jadi Budak Seks Sang Kakak Si Pecandu FIlm Porno, 1 di Antaranya Hamil

Sejauh ini pemerintah Botswana belum menguji bangkai gajah untuk mencari jejak racun atau patogen.

Namun kemungkinan kematian akibat Anthrax dianggap tidak mungkin. Sedangkan fakta menunjukkan racun sianida sebelumnya digunakan para pemburu liar di Zimbabwe.

Niall McCann, direktur konservasi di National Park Rescue mengatakan, kematian gajah itu belum pernah terjadi dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Kisah V BTS Berjuang dari Penyakitnya, Pria Tertampan 2020 Ini Kini Berani Hadapi Kondisi Medis

"Di luar musim kemarau, aku tidak pernah melihat kasus kematian seperti ini," kata Niall McCann.

Para ilmuwan mendesak pemerintah untuk menguji bangkai hewan-hewan tersebut untuk memastikan kematian mereka tidak menimbulkan risiko bagi kehidupan manusia.

Sebab penularan patogen dari manusia ke hewan saat ini menjadi prioritas dunia. Sementara itu warga setempat melaporkan mereka melihat gajah berjalan berputar-putar.

Baca Juga: Anies Baswedan Sang Gubernur DKI Jakarta Kalah di Pengadilan, Golden Crown Boleh Dugem Lagi

Ini menunjukkan adanya gangguan neurologis baik akibat patogen ataupun racun.

McCann menambahkan, bangkai gajah ditemukan dengan posisi yang tidak biasa jika bukan aneh.

ILUSTRASI gajah mati.*

“Anda lihat bangkai gajah ini, beberapa dalam posisi wajah tepat di tanah, ini menunjukkan bahwa mereka mati dengan sangat cepat. Yang lainnya jelas mati lebih lambat, seperti yang dialami gajah yang tak menetap. Jadi sangat sulit memastikan racunnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Pertanyaan yang Ingin Disampaikan Anggota BTS ke ARMY, Jin: Apakah Saya Benar-benar Ganteng?

Cyril Taolo, penjabat direktur departemen margasatwa dan taman nasional Botswana masih terus menyelidiki sejumlah kematian gajah-gajah tersebut.

"Kami mengetahui kasus gajah-gajah yang sekarat ini. Dari 350 gajah, kami mengonfirmasi 280 di antaranya. Kami masih dalam proses mengonfirmasi sisanya.”

Taolo menyebut pembatasan aktivitas selama Covid-19 membuat pemrosesan untuk tes gajah berjalan lamban.

Baca Juga: Lansia Pensiunan 70 Tahun Pasang 64 Smartphone di Sepeda, Bersemangat Tangkap Pokemon di Kotanya

Ia menyebut hasil sejumlah tes telah dikirim ke negara lain untuk dianalisis.

Sedikitnya pemakan bangkai, burung nasar di sekitar bangkai gajah juga membuat warga meyakini ada sesuatu di luar fenomena alam yang menyebabkan kematian ratusan gajah tadi. Pandemi Covid-19 masuk sebagai kemungkinan pemicu kematian misterius ini.

Meskipun populasi gajah Afrika secara keseluruhan menurun karena perburuan liar, di Botswana jumlahnya terus bertambah.

Baca Juga: Lansia Pensiunan 70 Tahun Pasang 64 Smartphone di Sepeda, Bersemangat Tangkap Pokemon di Kotanya

Negara Afrika selatan tersebut menjadi rumah bagi sepertiga gajah di Benua Hitam yang ikut meningkatkan populasi dari 80.000 menjadi 130.000.

Ada sekitar 15.000 gajah di delta Okavango dan turisme margasatwa diperkirakan menghasilkan 12 persen PDB.

Ratusan gajah mati misterius di Bostwana. (dailymail)

Namun gajah masih dalam ancaman karena petani masih melihatnya sebagai gangguan yang merusak tanaman, selain perburuan.

Baca Juga: CEK FAKTA: Tersiar Kabar Menteri BUMN Erick Tohir Digantikan Ahok Menyusul Reshuffle KIM oleh Jokowi

Presiden Mokgweetsi Masisi tahun lalu mencabut larangan lima tahun untuk perburuan buruan besar yang diberlakukan oleh presiden sebelumnya Ian Khama.

Akan tetapi pembatasan aktivitas selama Covid-19 membuat musim perburuan tahun ini ditiadakan.

McCann mengatakan kematian gajah baru-baru ini merupakan bencana konservasi. Ia menilai negara gagal melindungi salah satu asetnya yang paling berharga.***

 
Editor: Amir Faisol

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler