Diklaim Sebagai Obat Corona, Permintaan Daging Anjing dan Kucing Meningkat di Vietnam

18 April 2020, 20:18 WIB
ANJING itu membantu 'menyalakan' alarm setelah menemukan bayi tersebut.*/KHAOSOD /

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Para peneliti di berbagai belahan dunia kini sedang bekerja keras melakukan penelitian dan uji coba untuk menemukan penangkal virus corona.

Kabar mengejutkan datang dari kelompok kesejahteraan hewan Four PAWS, salah seorang dokter telah memberi tau orang-orang bahwa kandungan alami dari anjing dan kucing dapat menangkal virus.

Imbasnya, terjadi lonjakan yang sangat signifikan terkait permintaan hewan tersebut.

Baca Juga: Jumlah Kematian COVID-19 Direvisi, Trump Komentari Pemerintah Tiongkok

Dikabarkan Mirror, investigasi telah menemukan bahwa pasar hingga restoran menawarkan hidangan anjing dan kucing untuk dapat dinikmati atau dibawa pulang melalui aplikasi pengiriman makanan.

Akibatnya muncul kekhawatiran di tengah masyarakat akan virus corona yang kini menjadi pandemi yang mematikan.

Seorang dokter hewan dari Four Paws, Kathrine Polak menyatakan praktik tersebut sangat mengejutkan.

Baca Juga: 9 Warga Depok Positif COVID-19, Mohammad Idris: Ada Kelengahan

Mengkonsumsi daging anjing dan kucing justru disebut membawa risiko penyebaran penyakit baru.

"Kondisi tidak sehat terkait dengan perdagangan daging kucing dan anjing, ditambah dengan risiko kontaminasi memiliki begitu banyak spesies hewan yang berbeda dikurung dan dibunuh satu sama lain, menghadirkan tempat berkembang biak yang sempurna untuk penyakit baru dan mematikan, seperti COVID-19," kata Kathrine dikutip Pikiran-Rakyat.com.

Phnom Penh, ibu kota dari Kamboja telah memiliki 110 restoran yang menyajikan daging anjing dan telah dikaitkan dengan kasus kolera, trichinella, serta rabies.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Disarankan Dokter Jadi Obat COVID-19, Daging Kucing dan Anjing Marak Dijual di Vietnam"

Salah satu penjual mengatakan bahwa di komunitasnya, mereka meyakini bahwa mengkonsumsi daging anjing dapat mencegah pilek dan penyakit karena virus.

Kemudian, ia mengatakan dokter telah mendorong orang-orang untuk mengkonsumsi daging tersebut karena dianggap aman dan alami tanpa bahan kimia.

Meskipun Vietnam memiliki tradisi makan daging anjing, pendiri badan amal Sound of Animals, Micheal Chour, mengatakan bahwa kenaikan baru-baru ini juga disebabkan oleh pengaruh Tiongkok.

Baca Juga: Darurat COVID-19, Penerapan PSBB Bandung Dibagi dalam 3 Wilayah Ring

"Ada peningkatan besar dalam jumlah pekerja Tiongkok yang datang ke negara itu dan mereka telah membeli banyak praktik mereka bersama mereka," ujarnya

Banyak orang-orang Tiongkok yang memperkenalkan praktik-praktik yang menyiksa seperti mengkonsumsi daging hewan eksotis.

Vietnam sendiri sudah memiliki setidaknya 268 total kasus virus corona, sedangkan Kamboja sebanyak 122 pasien positif.

Baca Juga: Kepler-1649c, Planet Baru Mirip Bumi yang Diklaim Cocok untuk Manusia

Tiongkok sebenarnya sudah mngeluarkan larangan penjualan dan konsumsi satwa liar untuk menjaga kesehatan masyarakat dan keamanan ekologis di bawah pemerintah Presiden Xi Jinping.

Namun, belakangan larangan tersebut telah dicabut sehingga menimbulkan kekhawatiran akan masalah besar yang kemungkinan terjadi kedepannya.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan

Tags

Terkini

Terpopuler