Jumlah Kematian COVID-19 Direvisi, Trump Komentari Pemerintah Tiongkok

18 April 2020, 20:02 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump.* /KEVIN LAMARQUE/REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Hingga saat ini jumlah kematian akibat virus corona di negara-negara terdampak terus mengalami penambahan kasus.

Terbaru, Tiongkok merevisi jumlah kasus kematian akibat virus corona di kota Wuhan. Hal ini memicu komentar dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Trump menyebut seharusnya negara asal pandemi COVID-19 itu melaporkan angka yang jauh lebih tinggi.

Baca Juga: 9 Warga Depok Positif COVID-19, Mohammad Idris: Ada Kelengahan

Ia mengatakan jumlah kematian sebenarnya di Tiongkok jauh lebih tinggi dari perbaikan angka yang disampaikan oleh otoritas kesehatan Wuhan pada Jumat, 17 April 2020 kemarin.

"Tiongkok baru saja mengumumkan dua kali lipat jumlah kematian mereka akibat musuh yang tak terlihat. Itu jauh lebih tinggi dari itu dan jauh lebih tinggi dari AS, bahkan tidak mendekati," tulis Trump dalam cuitan Twitter-nya.

Berdasarkan pada revisi jumlah kematian di Wuhan yang disebutkan naik sebesar 50 persen, Trump menuliskan cuitan itu dalam akun Twitter pribadinnya, @realDonaldTrump, meski bukan dua kali lipat seperti yang ditulis Trump.

Baca Juga: Muncul Tuduhan Bill Gates Ingin Merebut Kendali Kesehatan Global

Seperti yang telah diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com sebelumnya, pada Jumat 17 April 2020, otoritas kesehatan Wuhan telah menambahkan 1.290 kematian dalam data resminnya, sehingga total kematian terkini mencapai angka 3.869.

Sebanyak 325 kasus terinfeksi juga ditambahkan sehingga total terkini jumlahnya menjadi 50.33 kasus.

Namun otoritas Wuhan juga menyadari adanya kesalahan tersebut dan mengakuinnya pada dunia.

Sumber artikel dari tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dengan judul "Tiongkok Revisi Jumlah Kematian Akibat COVID-19, Trump: Angka Sebenarnya Jauh Lebih Tinggi"

Upaya ini sebagai langkah dari otoritas Wuhan karena meningkatnya keraguan dunia tentang transparansi angka kasus dan jumlah kematian akibat COVID-19.

Markas Besar Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang digunakan sebagai tempat menyampaikan revisi tersebut, juga memberi tahu empat alasan dilakukannya revisi.

Pertama, jumlah pasien yang melonjak pada tahap awal epidemi membuat sumber daya tenaga medis dan kapasitas masuk institusi medis kewalahan. Beberapa pasien meninggal di rumah tanpa dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Jumlah Kasus COVID-19 Melonjak, 6.248 Total Positif Virus Corona

Kedua, selama puncak upaya perawatan mereka, rumah sakit beroperasi di luar kapasitas mereka dan staf medis disibukkan dengan menyelamatkan dan merawat pasien, sehingga berdampak pada pelaporan yang terlambat, terlewat dan keliru.

Kemudian, karena peningkatan cepat rumah sakit yang ditunjuk untuk merawat pasien Covid-19, termasuk yang dikelola oleh kementerian, Provinsi Hubei, kota Wuhan.

Distriknya yang berafiliasi dengan perusahaan, rumah sakit swasta, rumah sakit darurat, dan beberapa lembaga medis tidak ditautkan ke jaringan informasi epidemi. Akibat, pihak terkait gagal melaporkan data secara tepat waktu.

Baca Juga: Pendaftaran Tahap Kedua Kartu Prakerja Segera Dibuka, Catat Jadwalnya

Terakhir, dikarenakan informasi terdaftar dari beberapa pasien yang meninggal tidak lengkap, dan ada pengulangan dan kesalahan dalam pelaporan.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan

Tags

Terkini

Terpopuler