Penyebarannya Sulit Diatasi, Jangan Berharap Pada Vaksin Virus Corona

13 April 2020, 20:20 WIB
ILUSTRASI COVID-19 //pexels

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Hingga kini penyebaran virus corona masih sulit untuk dikendalikan, setiap harinya selalu terjadi penambahan jumlah kasus yang signifikan.

Seorang spesialis pernapasan dari Tiongkok bernama Zhong Nanshan mengungkapkan bahwa tidak ada obat khusus virus corona, meskipun beberapa telah terbukti efektif.

Zhong menjadi salah satu spesialis terkenal secara internasional setelah dirinya mampu mengelola wabah SARS tahun 2003 silam.

Baca Juga: Jawa Barat Bersiap PSBB, Ema: Kota Bandung Sudah Memenuhi Syarat

Ia dan timnya saat ini tengah melakukan pengujian keefektifan obat-obatan seperti klorokuin dan formula pengobatan Tiongkok tradisional (TCM) seperti Lianhuaqingwen dan Xuebijing, yang telah terbukti efektif dalam mengobati penyakit kritis pasien.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa vaksin tidak akan tersedia dalam waktu dekat dan jangan terlalu berharap pada vaksin virus corona.

"Saya kira vaksin itu tidak akan tersedia dalam tiga atau empat bulan. Setelah vaksin keluar, Anda tidak bisa mengharapkannya sempurna.

Baca Juga: Benarkah Virus Corona Ditularkan oleh Kelelawar? Simak Faktanya

Orang yang sangat infektif dapat divaksinasi, tetapi tidak semua orang perlu divaksinasi," katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Global Times.

Saat ini sangat penting bagi sebuah penelitian untuk dapat mengidentifikasi host perantara dari COVID-19.

"Berdasarkan pengalaman kami melawan SARS, menghapus host perantara juga dapat mengekang epidemi. Saat ini, kami tidak tahu seluruh rantai tentang bagaimana coronavirus novel menyebar.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Seorang Ahli dari Tiongkok Sebut Jangan Terlalu Berharap pada Vaksin Virus Corona"

Penting juga untuk memotong host perantara setelah mencari tahu," ucap dia.

Zhong percaya bahwa pengalaman yang patut dicontoh dari keberhasilan Tiongkok atas virus corona yakni kemampuan penegakannya yang tegas.

Ini bisa dilihat ketika Tiongkok melakukan penguncian wilayah dengan kasus terdampak yang parah akibat COVID-19.

Baca Juga: Jumlah Kasus COVID-19 di Indonesia Melonjak, 4.557 Orang Positif

Ia juga mengatakan negara dengan kualitas di bidang medis yang jauh lebih maju dibanding Tiongkok tidak siap mengambil tindakan pencegahan sesegera mungkin sehingga penyebaran virus meluas dengan cepat.

"Beberapa negara lebih maju daripada Tiongkok dalam hal perawatan medis dan kekuatan teknis. Namun, mereka tidak siap dan tidak mengambil tindakan segera.

Hal ini menyebabkan infeksi staf medis garis depan. Ketika pertahanan ini rusak, segalanya dengan cepat pergi lepas kendali," kata dia.

Baca Juga: Dokter di Italia Sengaja Bunuh 3.000 Pasien Corona? Begini Faktanya

Dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, Tiongkok kembali melaporkan jumlah kasus positif virus corona, setelah sebelumnya penambahan jarang terjadi.

Jumlah peningkatan kasus tertinggi terjadi pada lima minggu terakhir dan diduga berasal para pendatang yang terinfeksi dari luar negeri.

Hingga Minggu 12 April 2020 tercatat sudah ada 108 kasus virus corona yang dilaporkan, total terkonfirmasi di Tiongkok telah mencapai 83.135 orang dengan jumlah kematian sebanyak 3.343 orang.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan

Tags

Terkini

Terpopuler