Bank di Kabul Kembali Dibuka tapi Ekonomi Afganistan Hancur di Bawah Taliban

26 Agustus 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi. Milisi Taliban di Kabul, Afghanistan /SNAPCHAT/ @ mr_khaludi/SNAPCHAT/@mr_khaludi via REUTERS

PR BOGOR - Setelah lebih dari seminggu ditutup karena agresi Taliban, bank-bank di Afghanistan mulai dibuka kembali.

Seminggu sebelumnya, sebagian besar lembaga keuangan di Kabul tutup pada 15 Agustus 2021 sore hari.

Penutupan bank tersebut bertepatan dengan pelarian Presiden Ashraf Ghani dan kedatangan Taliban di Kabul, ibukota Afganistan.

Pembukaan kembali bank dan lembaga keuangan membuat antrean ratusan orang yang ingin mengambil uang tunai.

Baca Juga: BTS dan Megan Thee Stallion Rilis Remix 'Butter', Catat Tanggalnya

Seperti dilansir PikiranRakyat-Bogor.com, dari Al Jazeera, penutupan bank sebenarnya hanya untuk menghindari kerusuhan.

Pada awalnya, penutupan bank adalah respons dan kekhawatiran terjadi penjarahan dan pertumpahan darah seiring kedatangan Taliban di Kabul.

Namun, seiring berlalunya hari, bank-bank tetap tutup karena keputusan Washington terkait dunia perbankan Afganistan.

Washington memotong akses Da Afghanistan Bank, bank sentral Afghanistan, di Federal Reserve ke emas dan cadangan tunainya yang sebesar 7 miliar dolar Amerika.

Baca Juga: Link Nonton Hospital Playlist 2 Eps 10 Sub Indo: Simak Kelanjutan Hubungan Seok Hyeong dan Min Ha

The International Monetary Fund (IMF) juga memotong akses ke dana $460 juta yang dialokasikan minggu ini.

Pembatalan itu terjadi hanya beberapa hari setelah penarikan besar-besaran uang nasabah di bank dan ATM di seluruh Kabul.

Ekonomi masyarakat Afganistan sangat mengandalkan uang tunai.

Sehingga orang-orang akan berusaha memiliki uang tunai sebanyak mungkin dalam situasi saat ini.

Baca Juga: Tren Kasus Positif Covid-19 di Purwakarta Menurun, PKL Diperbolehkan Jualan hingga Malam Hari

Sebagai contoh adalah Massoud, seorang warga Kabul yang tidak bisa menafkahi keluarganya sehari-hari.

Padahal dia memiliki 20.000 Afghan (atau sekitar Rp17.756.692) di bank.

Akan tetapi, walau bank sudah dibuka, dia tetap butuh waktu beberapa hari untuk bisa mendapatkan uangnya kembali.

Massoud mengatakan menghasilkan uang selama 10 hari belakangan ini cukup sulit.

Akan tetapi yang menakutkan adalah bulan-bulan ke depan saat Taliban memegang pemerintahan Afghanistan.

Baca Juga: J-hope BTS Jadi Artis Solo Korea Pertama dengan Pengikut Terbanyak di Spotify, Segini Jumlahnya!

Saat itulah, sumber penghasilan makin sulit didapatkan.

Apa yang terjadi pada Massoud juga dialami oleh sebagian besar warga Afganistan yang lain. Mereka melihat masa depan ekonomi Afganistan akan memburuk.

Situasi ini akan membuat Afganistan mengalami depresi ekonomi.

Oleh karenanya sangat penting bagi Taliban untuk menemukan cara mendapat kepercayaan dan masuk kembali ke pasar global.

Tujuannya agar situasi ekonomi Afganistan jadi lebih baik dan tidak memburuk seperti perkiraan banyak orang.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler