Covid-19 Jadi Ancaman, Sri Mulyani Siapkan Strategi Kemungkinan Terburuk Bagi Perekonomian Indonesia

- 26 Juli 2020, 17:41 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani.*
Menteri Keuangan Sri Mulyani.* //Instagram/@smindrawati

PR BOGOR - Pemerintah Indoneesia memroyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 ad di kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen meski sangat bergantung terhadap kinerja di kuartal ketiga tahun ini.

Bulan Agustus-Oktober akan diperoleh data-data yang terkini mengenai apakah pemulihan ekonomi betul-betul berjalan terus dan memang akan meningkat.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyiapkan hal yang terburuk bagi ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Kejaksaan Agung Tarik Dana Tidur Ratusan Juta Terdakwa Dugaan Korupsi Jiwasraya, DPR: Lari ke Mana?

“Sikap kita adalah prepare for the worst tapi hope for the best (persiapkan yang terburuk tapi harapkan yang terbaik).

"Kita harus mengikhtiarkan untuk mencari dan mencapai skenario-skenario yang lebih optimis namun tetap realistis berdasarkan kondisi yang kita hadapi di bidang kesehatan maupun di bidang ekonomi,” jelas Sri Mulyani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, sebagaimana diberitakan di Wartaekonomi.co.id, Sabtu 25 Juli 2020.

Sri Mulyani mencontohkan, anggaran untuk belanja perlindungan sosial yang Rp203 triliun sudah ditambah untuk Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, bansos untuk Jabodetabek dan non Jabodetabek sebesar 10 juta penerima, ditambah menjadi 20 juta penerima.

Baca Juga: Konten YouTuber Indonesia '2 JAM nggak ngapa-ngapain' Disorot Media Asing, Nostalgia Komedian Canada

Untuk sembako ditambah 9 juta berarti 29 juta penerima plus ditambahkan lagi listrik dibebaskan untuk 450 VA dan untuk 900 VA diberikan diskon 50%.

Halaman:

Editor: Amir Faisol

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x