Resesi Benar-benar Depan Muka, Sri Mulyani Bilang Indonesia Bergantung dengan Perkembangan Covid-19

22 September 2020, 17:54 WIB
Sri Mulyani Indrawati / Pikiran Rakyat /


PR BOGOR - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali melakukan merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020, yang semula minus 1,1 persen hingga 0,2 persen menjadi minus 1,7 persen sampai 0,6 persen.

"Kementerian Keuangan melakukan revisi forecast pada September ini yang sebelumnya kita memperkirakan untuk tahun ini minus 1,1 hingga 0,2 kemudian forecast terbaru kita adalah kisaran minus 1,7 hingga minus 0,6 persen," ujar Sri Mulyani di Jakarta sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari ANTARA pada Selasa, 22 Sepptember 2020.

Dia menjelaskan, revisi pertumbuhan tersebut dilakukan terkait penyebaran Covid-19 yang masih tinggi di Indonesia.

Sri Mulyani juga mengatakan, hal tersebut menandakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal ketiga mendatang akan berada dalam teritori negatif sedangkan kuartal keempat mendekati nol persen.

Baca Juga: Tak Cukup dengan Tiongkok, Indonesia Jajaki Uji Klinis Vaksin Covid-19 Tahap 2 Bersama Korea Selatan

"Kita upayakan kuartal keempat untuk bisa mendekati nol persen atau positif," ujar Sri Mulyani.

Pada kuartal ketiga dari sisi RT dan LNPRT masih diperkirakan berada di zona kontraksi yaitu minus 3 hingga 1,5 persen dengan total outlook 2020 di kisaran kontraksi 2,1 hingga minus 1 persen.

kemudian, konsumsi pemerintah pada kuartal ketiga diperkirakan mengalami pertumbuhan positif yang sangat tinggi yakni 9,8 persen hingga 17 persen karena adanya akselerasi belanja.

Baca Juga: Prihatin Banjir Bandang Sukabumi, Gubernur Ridwan Kamil Instruksikan Kepala Daerah Lebih Mawas Diri

"UNtuk keseluruhan tahun kita ada antara positif 0,6 persen hingga 4,8 persen untuk konsumsi pemerintah. Jadi pemerintah sudah melakukan all out melalui kebijakan belanja atau ekspansi fiskalnya untuk counter cyclical," tuturnya.

Sementara itu, PMTB pada kuartal ketiga diperkirakan masih dalam posisi yang cukup berat yaitu minus 8,5 persen hingga minus 6,6 persen sehingga untuk keseluruhan tahun diprediksikan minus 5,6 persen hingga minus 4,4 persen.

Untuk ekspor pada kuartal ketiga masih dalam kisaran antara negatif 13,9 persen hingga negatif 8,7 persen hingga keseluruhan tahun akan kontraksi antara minus 9 persen hingga minus 5,5 persen.

Baca Juga: Indonesia Dipastikan Resesi Bila Saja Kuartal III 2020 Ekonomi -2 Persen, Kata Menkeu Sri Mulyani

Kemudian dari sisi impor pada kuartal ketiga diperkirakan berada dalam zona negatif antara 26,8 persen hingga 16 persen sehingga untuk keseluruhan tahun akan terkontraksi lebih dalam yaitu minus 17,2 persen hingga sampai minus 11,7 persen.

"Keseluruhan tahun 2020 proyeksi kami di Kementrian Keuangan adalah antara minus 1,7 persen hingga minus 0, persen. Kalau kita lihat kontribusi dari negatif dua-duanya ini terbesar adalah dari investasi konsumsi dan ekspor kita," ujar Sri Mulyani.

Sementara untuk tahun depan, Sri Mulyani menuturkan tetap menggunakan prediksi sesuai dengan RAPBN 2021 yakni antara 4,5 persen hingga 5,5 persen dengan forecast titiknya di 5 persen.

Baca Juga: [Update Banjir Cicurug]: Meski Air Bah Sudah Surut, Dampaknya Infrastruktur Hancur, Jembatan Ambruk

Meskipun begitu, Sri Mulyani menekankan bahwa realisasi terhadap semua proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut akan bergantung pada perkembangan kasus Covid-19.

"Sangat tergantung bagaimana perkembangan kasus Covid-19 dan bagaimana ini akan mempengaruhi aktivitas ekonomi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.***

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler