Dengan cepat ia naik dan kaki langit, mengunjungi segala dan semua yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan dan manusia.
Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan-akan manusia tak membutuhkan ketenteraman lagi.
- Struktur: Pendahuluan atau orientasi
- Keterangan: Pada bagian kutipan ini menampilkan pengenalan atau informasi sekilas tentang latar dan tokoh yang terdapat dalam cerita.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Ubah Hotel Mewahnya Pestana CR7 Jadi Tempat Pengungsian Korban Gempa Maroko
2. Kutipan:
Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendodop, dekat dengan damarsewu, menegur, "Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda," dan Patragading berjalan mendekat dengan lututnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih. "Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini kabar duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga.
- Struktur: Penyampaian Rangkaian Peristiwa
- Keterangan: Kutipan ini menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Baca Juga: Gak Habis Thinking! Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ Gegara Mobil Anggota TNI Lawan Arus
3. Kutipan:
"Bagaimana Bupati Jepara?" Tewas enggan menyerah Paduka, Patragading mengangkat sembah. "Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang."
- Struktur: Puncak Konflik (Klimaks)/ Konflik Cerita
- Keterangan: Bagian kutipan ini menampilkan konflik yang terjadi antara tokoh satu dengan tokoh lain dalam cerita.
Baca Juga: Link Live Streaming Kualifikasi Piala Asia U-23 Indonesia vs Turkmenistan Gratis di RCTI