Kemendikbud Rancang Lama Belajar Siswa SMK Hingga 4,5 Tahun, Tak Lagi 3 Tahun Namun Setara D2

- 22 Juni 2020, 08:55 WIB
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Idi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Selasa (17/3/2020). Pemerintah Aceh telah mengeluarkan kebijakan meliburkan seluruh sekolah untuk mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kecuali pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang tetap berlangsung sesuai jadwal. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp.
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Idi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Selasa (17/3/2020). Pemerintah Aceh telah mengeluarkan kebijakan meliburkan seluruh sekolah untuk mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kecuali pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang tetap berlangsung sesuai jadwal. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp. /SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO

 

PR BOGOR - Masa belajar siswa di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan tengah digodok Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.

Masa belajar siswa SMK yang biasanya hanya selesai dalam tiga tahun, ke depan diproyeksikan akan selesai dalam waktu empat tahun, bahkan hingga 4,5 tahun.

Diberitakan di Mantarasukabumi.pikiran-rakyat.com, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto membenarkan, kementeriannya tengah menggodok rencana tersebut.

Baca Juga: Berisaplah Hari Ini Pengumuman PPDB SMA, SMK, SLB Jawa Barat Tahap I, Simak Cara dan Jadwalnya

"Tapi itu tidak semua SMK, ada yang tetap tiga tahun tergantung programnya," ujar Wikan.

"Kalau cukup tiga tahun tidak harus nambah waktu," ujarnya.

Menurutnya, program SMK jalur cepat atau Fast Track waktunya lebih lama dibandingkan SMK yang sudah berjalan saat ini.

Baca Juga: Pengemudi dan Penumpang Merasa Saling Membutuhkan, Ojol Tangsel Diam-diam Tak Indahkan Aturan PSBB

Namun untuk program SMK Fast Track 4,5 tahun setara dengan diploma dua (D2). Program tersebut melibatkan dunia industri dan juga pendidikan tinggi.

Artikel ini telah tayang di Mantarasukabumi.pikiran-rakyat.com dengan judul 'Masa Belajar SMK Bertambah, Kemendikbud: Tak Semua SMK Masa Pembelajaran 4 Tahun Tergantung Program'.

Dalam rancangannya, program SMK Fast Track terdiri dari sembilan semester. Semester satu hingga lima pembelajaran di sekolah. Kemudian semester enam, siswa mengikuti praktik kerja industri.

Selanjutnya semester tujuh belajar di kampus, dan semester delapan dan sembilan magang di industri baik di dalam maupun di luar negeri.

Baca Juga: Usai 20 Militernya Gugur, India Gelontorkan Hampir Rp 1 T untuk Kebutuhan Alutsista Hadapi Tiongkok

"SMK fast track lamanya empat tahun atau 4,5 tahun bertujuan agar kemampuan nonteknis atau soft skill siswa semakin kuat. Lho kok bisa? Soalnya pada program ini, tiga semester itu magang atau praktik kerja industri," ungkapnya.

"Dengan magang siswa dapat belajar sambil bekerja ataupun sebaliknya bekerja sambil belajar. Pada saat magang itu, siswa akan berinteraksi, berdiskusi, akan dimarahin, mendapatkan target, dan pengalaman menarik lainnya," tutur Wikan.

Baca Juga: Beri Doa dan Harapan di Hari Ulang Tahun Jokowi, Novel Baswedan: Semoga Peduli Masalah Kemanusiaan

Wikan menyebut dalam program SMK fast track tersebut, begitu lulus siswa akan menerima ijazah SMK, ijazah D2, sertifikat kompetensi, serta sertifikat lulus magang.

Dengan kerja sama yang baik dengan industri, maka diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang baik yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri.

"Program SMK fast track ini tidak otomatis wajib di seluruh SMK," jelas Mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM itu.

Baca Juga: Pulang dari Mal Hingga Ketiduran dan Terkunci Selama 20 Menit di KRL, Abdul Bagikan Kisahnya

Wikan menargetkan, penerapan SMK Fast Track tersebut dapat berjalan pada tahun depan. Untuk tahap awal, proyek percontohan SMK Fast Track itu dilakukan untuk 10 SMK.

Untuk program tersebut, SMK harus menjalin kerja sama dengan industri dan perguruan tinggi vokasi.

Hal itu penting agar kompetensi lulusan baik dan juga diserap oleh dunia industri. Kolaborasi yang dilakukan mulai dari penyusunan kurikulum, magang, sarana prasarana, hingga tenaga pengajar.

Baca Juga: 3 Srikandi Ini Diyakini Masuk Bursa di Pilpres 2024, Salah Satunya dari Pangandaran Susi Pudjiastuti

Dalam kesempatan itu, Wikan juga meyakini bahwa SMK jika dirancang dengan serius maka akan menghasilkan lulusan yang kompeten.

Misalnya saja teknisi las atau welder, ketika siswa mengikuti program SMK fast track selama empat atau 4,5 tahun maka, diharapkan dapat menjadi teknisi las yang memiliki sertifikasi yang diakui industri.

Mampu melakukan pengelasan yang spesial seperti pengelasan di bawah laut.

Baca Juga: Lagi-lagi Pamer Kemesraan Bersama Sang Istri, Ganjar Pranowo: Jaga Jarak Kecuali dengan yang Halal

"Nah selama praktik kerja di industri, siswa itu bisa mematangkan kemampuannya dibidang pengelasan," ungakpnya.

"Meski demikian, program ini belum diputuskan dan terus digodok agar lebih baik lagi," kata dia.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x