Status Gunung Merapi Meningkat Jadi Siaga Level III, BPPTKG: Potensi Ancaman Bahaya

- 5 November 2020, 17:49 WIB
LETUSAN Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, beberapa waktu lalu.* / /ANTARA FOTO/
LETUSAN Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, beberapa waktu lalu.* / /ANTARA FOTO/ /

PR BOGOR - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada ke Siaga (level III).

Status Gunung Merapi ini dinaikkan pada Kamis 5 November 2020.

BPPTKG juga sudah meningformasikan adanya peningkatan dan deformasi atau perubahan fisik bentuk gunung sejak akhir Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Pemain Chelsea, Kai Havertz Dinyatakan Positif Covid-19

Salah satu kesimpulannya erupsi Merapi kia dekat. Namun berbeda dengan peristiwa erupsi tahun 2006 dan 2010.

Erupsi beberapa tahun terakhir sejak berstatus Waspada dengan indeks eksplosifitas paling rendah.

“Status waspada ini sudah berlangsung cukup lama namun dalam beberapa waktu terakhir, aktivitas kegempaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan terjadi penggembungan tubuh gunung api sehingga status pun dinaikkan menjadi siaga,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida di Yogyakarta.

Baca Juga: Wujudkan Mimpi, D'Masiv Bakal Segera Rilis Album dengan Format Bahasa Inggris

Berdasarkan data itu lanjut Hanik, waktu erupsi berikutnya semakin dekat.

Dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari Antara, Kamis 5 November 2020, hanya saja diperkirakan tidak akan sebesar erupsi 2010 lalu.

Hal itu berdasarkan pengamatan beberapa alat yang terpasang di pos-pos pengamatan.

Baca Juga: 'Sumpah' 4 Artis Hollywood Bila Donald Trump Menang di Pemilu AS 2020: Pindah dari Amerika Serikat

"Pemendekan jarak Electronic Distance Measurement (EDM) juga terukur dari pos-pos dan titik-titik ukur yang ada di sekeliling Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat," ujar Hanik.

Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali / hari, MP 273 kali/hari, guguran 57 kali/hari, hembusan 64 kali/hari,

"Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa VT dan MP dalam setahun sebesar 58 Gj," jelasnya.

Baca Juga: Mobile Legends Professional League Invitational, Saingi Singapura Indonesia Kirim 8 Tim

Berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung Merapi pada tanggal 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru. Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat.

"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," ucapnya.

Dalam siaran persnya hari ini BPPTKG juga memperingatkan daerah yang diperkirakan berbahaya di Provinsi DIY meliputi wilayah Desa Kepuharjo, Glagaharjo dan Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman.

Baca Juga: Film 'BTS: Break The Silence' Tayang Hari Ini, Berikut Daftar Tempat Pembelian Tiketnya

Selain Kabupaten Sleman Provinsi DIY, 3 kabupaten di Jawa Tengah yang bisa terdampak diantaranya Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Kecamatan Selo Boyolali dan Kecamatan Kemalang Klaten.

BPPTKG juga meminta agar penambangan pasir di alur sungai-sungai berhulu Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan.

"Untuk guguran masih mengarah ke Sungai Gendol karena bukaan kawah Gunung Merapi mengarah ke sungai tersebut,” tuturnya.

Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Jawa Barat Melambung, Telur Ayam Kampung Seharga Rp47.000 per Kilogram

Demikian juga dengan pelaku wisata agar tidak mengadakan kegiatan di KRB III Gunung Merapi, termasuk pendakian.***

Editor: Yuni

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah