Dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari Antara, Kamis 5 November 2020, hanya saja diperkirakan tidak akan sebesar erupsi 2010 lalu.
Hal itu berdasarkan pengamatan beberapa alat yang terpasang di pos-pos pengamatan.
Baca Juga: 'Sumpah' 4 Artis Hollywood Bila Donald Trump Menang di Pemilu AS 2020: Pindah dari Amerika Serikat
"Pemendekan jarak Electronic Distance Measurement (EDM) juga terukur dari pos-pos dan titik-titik ukur yang ada di sekeliling Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat," ujar Hanik.
Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali / hari, MP 273 kali/hari, guguran 57 kali/hari, hembusan 64 kali/hari,
"Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa VT dan MP dalam setahun sebesar 58 Gj," jelasnya.
Baca Juga: Mobile Legends Professional League Invitational, Saingi Singapura Indonesia Kirim 8 Tim
Berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung Merapi pada tanggal 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru. Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," ucapnya.
Dalam siaran persnya hari ini BPPTKG juga memperingatkan daerah yang diperkirakan berbahaya di Provinsi DIY meliputi wilayah Desa Kepuharjo, Glagaharjo dan Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman.