Selain itu, petani dan nelayan juga dapat ikut menentukan harga jual hasil panen.
Jokowi juga menjelaskan bahwa tergabungnya petani dan nelayan dalam bentuk korporasi akan mengubah pola pikir petani dan nelayan hingga produksi pasca panen.
Baca Juga: Selesai dengan Polemik Kata 'Anjay', Kini Lutfi Agizal Kembali Dianggap 'Caper' oleh Warganet
Pola pikir juga harus dirubah dalam sisi pasca panen dan bisnisnya dengan cara membangun proses bisnis dan produksi sampai pasca panen.
Presiden Jokowi mengaku sangat optimistis akan korporasi petani dan nelayan tersebut. Hal ini akan meningkatkan nilai produk panen bagi petani dan nelayan tersebut.
"Saya melihat implementasi model korporasi petani dan nelayan belum berjalan optimal di lapangan. Memang kita melihat kelompok-kelompok petani, kelompok-kelompok nelayan," ujarnya dalam rapat terbatas sore tadi.
Baca Juga: Aplikasi Star Tracker di Play Store Tak Sampai 15 MB, Segera Unduh dan Lihatlah Fenomena Planet Mars
"Tapi belum terbangun sebuah model bisnis yang memiliki ekosistem yang bisa di-link-kan, disambungkan mungkin dengan BUMN atau mungkin dengan swasta besar," tambahnya.
Oleh karena itu Jokowi ingin menfokuskan dalam beberapa hal:
1. Meminta Menteri membangun satu atau maksimal dua model bisnis korporasi petani dan nelayan di sebuah Provinsi hingga betul jadi, sehingga natinya bisa menjadi contoh dam juga bisa dicopy oleh kelompok tani atau nelayan yang lainnya.