Eksklusif: Paian Siahaan Ucap Jokowi Jilat Ludahnya Sendiri, Dulu Akui Prabowo Penculik Sekarang Malah Dibela

- 2 Maret 2024, 20:30 WIB
Paian Siahaan, ayah dari korban penculikan aktivis 1998 bernama Ucok Munandar Siahaan usai hadiri diskusi Kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 1998 di Universitas Negeri Jakarta, Jumat (1/3/2024).
Paian Siahaan, ayah dari korban penculikan aktivis 1998 bernama Ucok Munandar Siahaan usai hadiri diskusi Kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 1998 di Universitas Negeri Jakarta, Jumat (1/3/2024). /Foto: PRMN Bogor/Rizky Suryana

PEMBRITA BOGOR - Paian Siahaan, ayah dari korban penculikan aktivis 1998 yaitu Ucok Munandar Siahaan menyebut Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tidak pantas menjadi Presiden usai Pilpres 2024.

Ia menyebut bahwa Prabowo Subianto masih berlumur dosa masa lalu yaitu menjadi pelaku pelanggaran HAM berat sekaligus dalang dari penculikan aktivis 1998. Menurutnya, Prabowo harus diadili atas berbagai pelanggaran HAM yang dilakukannya.

"Ini sungguh ironis, kami sudah berjuang 26 tahun untuk anak-anak kami yang diculik, yang hilang. Namun, Pemerintah tidak mau menyelesaikan kasus ini dan memberi tempat tertinggi untuk seorang penculik seperti Prabowo," ucapnya.

Ucok adalah seorang mahasiswa asal STIE Perbanas yang hilang diculik saat melihat kejadian penjarahan dan pembakaran di Mal Ramayana Ciputat pada 10 Mei 1998. 

Tepat pukul 20.00 WIB, Ucok diculik dan membuat Paian sangat terpukul atas kehilangan anaknya. Ucok pada awal Mei 1998 mengabarkan kepada Paian bahwa ia akan kembali ke rumahnya, di Depok, untuk mengambil ongkos kuliahnya di STIE Perbanas.

Ucok saat itu tinggal di kos bilangan Kuningan, dekat dengan kampusnya. Namun, Ucok hingga kini masih belum ditemukan meski namanya masih tercantum di KK keluarga Paian hingga kini. Bahkan, makamnya pun tidak diketahui oleh Paian sebagai sang ayah dan juga keluarganya.

Paian juga berkata dirinya pesimis melihat tingkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang masih tidak mau menyelesaikan kasus penculikan aktivis 1998. Padahal, dia butuh kejelasan dari pemerintah atas status anaknya yang masih belum ditemukan hingga kini pasca 10 Mei 1998.

"Kami pesimis melihat Jokowi tidak mau mengadili pelanggar HAM, malah memberi karpet merah kepada penculik itu dengan dipasangkan oleh anaknya, Gibran," ucapnya.

Baca Juga: Ayah Korban Penculikan 1998 Respons Prabowo Diangkat Jadi Jenderal Kehormatan Bintang 4: Sangat Tidak Pantas!

Halaman:

Editor: Muhammad Rizky Suryana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x