Keunggulan Vaksin Zifivax Berdasarkan Hasil Uji Klinis Unpad, Angka Efikasi Lampaui WHO

- 13 Oktober 2021, 17:00 WIB
ILUSTRASI Vaksin Zifivax
ILUSTRASI Vaksin Zifivax /Pexels/Artem Podrez

PR BOGOR – Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM resmi menerbitkan vaksin Covid-19, Zifivax.

Vaksin Zifivax merupakan vaksin kesepuluh yang sudah mendapatkan izin penggunaannya di Indonesia dari BPOM.

Lalu apa keunggulan vaksin Zifivax dibanding vaksin lainnya yang sudah terlebih dulu digunakan?

Berdasarkan hasil uji klinis fase III penelitian Universitas Padjajaran atau Unpad, vaksin Zifivax menghasilkan angka efikasi sebesar 81,51 persen.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Besok, Kamis 14 Oktober 2021: Ada Pengakuan untuk Anda Meski Tertunda

Angka inilah yang selanjutkan menjadi rekomendasi BPOM untuk mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Zifivax yang dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, Tiongkok.

Angka efikasi vaksin Zifivax ini juga diketahui telah melampaui rekomendasi dari WHO, yaitu di atas 50 persen.

Vaksin Zifivax juga ampuh terhadap varian Covid-19 yang lebih berat, salah satunya varian Delta. Efikasi dari vaksin Zifivax terhadap varian Delta adalah 77,47 persen.

Peneliti utama uji klinis fase III vaksin Zifivax Unpad dr. Rodman Tarigan, menjelaskan, proses uji klinis tersebut mengikutsertakan 2.000 relawan di Bandung dan 2.000 relawan di Jakarta.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Besok Kamis, 14 Oktober 2021: Mulai dari Karir, Asmara hingga Kesehatan

Peserta yang diikutsertakan dalam uji klinis ini, berusia 18-59 tahun, relawan yang ikut juga berasal di kelompok usia 60 tahun ke atas.

“Efikasi untuk orang usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen, sedangkan di atas 60 tahun efikasinya 87,58 persen,” kata Rodman seperti dikutip dari laman resmi Unpad.

Pada uji klinis tersebut, relawan ada yang mendapatkan vaksin dan plasebo (vaksin kosong) dengan proses penyuntikan dilakukan tiga kali dengan jarak satu bulan.

“Dari situ kita lihat berapa yang sakit. Kemudian kalau sakit derajatnya berapa, apakah ringan atau berat sampai dirawat, itu kita lihat,” imbuhnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Besok, Kamis 14 Oktober 2021: Awal yang Baik untuk Kariermu

Secara umum, vaksin Zifivax tidak menimbulkan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang serius.

Bahkan, KIPI pada vaksin ini hampir sama dengan vaksin Sinovac, yaitu nyeri di bekas suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, hingga nyeri otot.

Hanya saja, beberapa relawan yang ikut dalam uji klinis sempat mengalami kejadian serius, namun sebagian besar yang mengalami kejadian serius adalah mereka yang mendapatkan plasebo.

“Setiap vaksin memang tidak 100 persen mencegah, tetapi ada faktor lain yang memengaruhi seperti daya tahan tubuh, status gizi, faktor penyakit yang memengaruhi imunitasnya, hingga faktor usia,” tutur Rodman.

Baca Juga: Makna di Balik Single Terbaru ENHYPEN 'Tamed-Dashed' Memiliki Arti Sangat Dalam

Sementara, jika melihat dari angka efikasi, vaksin Zifivax bisa digunakan sebagai vaksin primer untuk vaksinasi Covid-19, di samping untuk vaksin booster.

Rodman memaparkan, vaksin rekombinan ini memiliki tiga kali proses penyuntikan, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kekebalan tubuh lebih lama dibandingkan vaksin dengan dua kali penyuntikan. Untuk mengetahui hal tersebut, tim masih melakukan pemantauan terhadap para relawan.

“Tentu kita berharap dengan 3 kali pemberian vaksin rekombinan semoga bisa bertahan lebih dari 1 tahun,” ujar Rodman.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Unpad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah