Gara-gara Kelapa Volume Ekspor di Sumatera Selatan Melejit 74 Persen, kok Bisa?

- 25 Maret 2021, 08:56 WIB
Provinsi Sumatera Selatan sukses melakukan ekspor kelapa di masa sulit ini. Volume ekspor Sumsel melejit 74 persen. Begini skemanya hingga sukses.
Provinsi Sumatera Selatan sukses melakukan ekspor kelapa di masa sulit ini. Volume ekspor Sumsel melejit 74 persen. Begini skemanya hingga sukses. /pixabay/Simon/

PR BOGOR – Di saat polemik terkait impor beras di Indonesia, Sumatera Selatan justru sukses ekspor kelapa ke beberapa negara.

Bahkan, angka ekspor di Sumatera Selatan dalam sebulan terakhir ini melejit hingga 74 persen. Kok bisa?

Di tengah polemik impor beras, Indonesia ternyata sangat kaya raya.

Baca Juga: Bulan Ramadhan Bukan Penghalang, Kota Bogor 'Gas' Terus Vaksinasi Covid-19

Banyak petani yang optimistis tetap memanfaatkan tanah yang subur di Tanah Air ini, tanpa berpikir impor.

Beberapa daerah berhasil mempertahankan hasil kebunnya.

Satu di antaranya adalah Provinsi Sumatera Selatan.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Lawan Tim 'Ecek-ecek', Portugal Menang Tipis Berkat Gol Bunuh Diri

Sejak puluhan tahun lalu, warga setempat bertumpu pada perdagangan ekspor.

Bahkan, karena produksinya yang berlimpah mereka bisa terus mengekspor hasil panennya itu.

Apalagi dengan tingginya permintaan dunia, daerah ini tidak perlu bersusah payah dalam perdagangan anternegara.

Baca Juga: Kader Partai Gerindra Dukung Prabowo Subianto Maju Pilpres 2024, Ahmad Muzani: Tetap Ingin Beliau Maju

Dilansir PRBogor.com dari Antara pada Rabu 24 Maret 2021, kinerja ekspor di Provinsi Sumsel berkembang pesat dalam satu tahun terakhir.

Tercatat pada Februari 2021, ekspor pertanian di Sumsel melejit hingga 7,78 juta dolar AS (USD) atau setara sekitar RP112 Miliar.

Dibandingan bulan sebelumnya yang mencapai 4,45 juta dolar AS (USD) atau setara sekitar RP64 Miliar.

Artinya, dalam sebulan warga Sumsel berhasil menaikkan penjualan hingga 74,80 persen.

Melihat angka tersebut berarti Meski bila dikembangkan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Apalagi secara tahunan, ekspor di Provinsi Sumsel mencapai 900,52 persen.

Pencapaian tersebut berdasarkan dari hasil ekspor kelapa, hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan lada hitam.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Endang Tei Wahyuningsih mencatat kelonjakan ekspor tertinggi yaitu ke China.

Bulan Februari ekspr buah kelapa ke China kurang lebih mencapai 18 ribu ton.

Padahal di bulan sebelumnya, Provinsi Sumsel hanya mengekspor sekitar 11 ribu ton.

Berarti dalam sebulan Provinsi Sumsel mampu menaikkan volume ekspor sekitar 69 persen.

Kenaikan volume ekspor ini membuat nilai ekspor produk pertanian tersebut meningkat menjadi 2,9 juta dolar AS (USD) atau sekitar RP41 Miliar.

Tak hanya buahnya, ternyata bungkil kelapa asal Sumsel juga banyak peminatnya karena ada kenaikan volume permintaan hingga 123,07 persen.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan pemprov telah melakukan stimulus untuk memenuhi permintaan tersebut.

Pemprov melakukan pembangunan pabrik pengolahan di Kabupaten Banyuasin.

Di mana pabrik tersebut juga mengolah sabut kelapa menjadi serat (coco fiber) dan serbuk (coco peat) yang bisa menjadi nilai tambah.

Karena tingginya permintaan di negara China, Jepang dan sebagian negara di Eropa.

Harga pokok produksi coco fiber dan coco peat berbeda di tingkat petani dan harga ekspor.

Petani mematok harga Rp1.900/kg untuk coco fiber sedangkan Rp1.100/Kg untuk coco peat.

Sementara untuk harga ekspor masing-masing senilai Rp3.000/kg dan Rp2.000/Kg.

“Kami harap pada 2021 ini sudah benar-benar ekspor,” ucap Rudi.

Sumsel memiliki kebun kelapa seluas 65.242 hektare dengan produksi mencapai 57.570 ton kopra atau setara 230,28 juta butir kelapa per tahun.

Rudi berharap warga Sumsel sudah dapat memproduksi s cocofiber dan coco peat pada tahun 2021.

Dengan potensi ekspor sabut 50 persen saja, maka dapat meraup devisi senilai Rp71,96 miliar.***

Editor: Rizki Laelani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah