PR BOGOR - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bingung dengan tindakan Pemerintah yang dinilai saling sikut terkait UU ITE.
Hidayat Nur Wahid sedang menyoroti wacana revisi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang diusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dari berbagai pernyataan pihak Pemerintah soal UU ITE yang mencuat ke publik, Hidayat Nur Wahid justru bingung sebab pernyataan Jokowi dan para Menteri bertolak belakang.
Baca Juga: Top 10 KDrama Paling Buzzworthy, Ada Mr. Queen dan The Penthouse 2
Sebagaimana dilaporkan PMJ News, Jokowi mengaku akan meminta DPR untuk merevisi UU ITE jika memang tidak bisa memberikan keadilan bagi masyarakat.
Ia mengaku akan menghapus pasal karet yang biasanya ditafsirkan secara beda-beda.
"Kalau Undang-Undang ITE tidak bisa memberikan rasa keadilan, ya saya akan meminta kepada DPR untuk bersama-sama merevisi Undang-Undang ITE ini karena di sinilah hulunya,” kata Jokowi di Jakarta, Senin 15 Februari 2021.
“Terutama menghapus pasal-pasal karet yang penafsirannya bisa berbeda-beda yang mudah diinterpretasikan secara sepihak," tutur dia.
Namun, sebaliknya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, justru akan membuat pedoman interpretasi resmi soal UU ITE, agar tidak disebut lagi pasal karet.
Hal ini jadi sorotan Hidayat Nur Wahid. Ia mengaku heran bagaimana bisa menteri memiliki respons berbeda dengan Presiden.
Baca Juga: Rayakan Momen Ulang Tahun, J-Hope BTS Donasi Rp1,8 Miliar untuk Anak-anak Penyandang Disabilitas
"Kok bisa para Menteri merespons secara ber-beda2 keinginan @jokowi unt merevisi UU ITE? Aneh," tulis Hidayat Nur Wahid sebagaimana dikutip PRBogor.com dari akun Twitter @hnurwahid, Jumat 19 Februari 2021.
Hidayat Nur Wahid menyinggung pernyataan Jokowi bahwa di Tanah Air, hanya ada visi Presiden, bukan visi Menteri.
Politisi PKS itu juga menganggap perkara beda pendapat ini akan semakin aneh jika Presiden mengekor ke Menteri, bukan sebaliknya.
"Bukankah yg ada adalah visi Presiden, bukan visi Menteri? bukankah mrk pembantu Presiden bukan penyanggahnya? Lebih aneh lagi kalau akhirnya Presiden malah mengikuti maunya pembantu2nya!" tulis dia.***