KABAR BAIK! GeNose C19 Buatan UGM Siap Beredar, Murah dan Nyaman Bisa Melalui Embusan Napas

- 26 Desember 2020, 13:19 WIB
Alat deteksi Covid GeNose C19 sudah mendapat izin edar dan siap dipasarkan./ANTARA FOTO/
Alat deteksi Covid GeNose C19 sudah mendapat izin edar dan siap dipasarkan./ANTARA FOTO/ /

PR BOGOR - Kabar baik untuk masyarakat Indonesia, alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan napas "GeNose" buatan tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan siap dipasarkan.

Izin edar telah dikeluarkan oleh Kemenkes RI pada Kamis, 24 Desember 2020.

"Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan COVID-19 melalui skrining cepat," kata Ketua tim pengembang GeNose Prof Kuwat Triyana, sebagaimana dikutip PRBogor.com dari Antara News, Sabtu 26 Desember 2020.

Baca Juga: Lirik Lagu Snow Flower - V BTS, Lengkap Terjemahan Bahasa Indonesia

Usai mendapatkan izin edar ini, tim akan menyerahkan hasil produksi masal GeNose C19 batch pertama yang didanai oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.

Biaya tes yang akan dikeluarkan dengan GeNose C19 dipastikan cukup murah hanya sekitar Rp15.000 hingga Rp25.000.

Hasil tes juga sangat cepat, yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya.

 Baca Juga: Ini Tanggapan Faizal Assegaf Soal Status Pendidikan Gus Yaqut yang Hanya Lulusan SMA

Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan napas juga dirasakan lebih nyaman dibandingkan usap atau swab.

Meski masih diproduksi dalam jumlah terbatas, Kuwat berharap tetap mampu memberikan dampak maksimal.

Kuwat mengatakan, nantinya 100 unit batch pertama akan dilepas, tetapi ia berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau totalnya 12 ribu orang sehari.

 Baca Juga: Penantian Selama 7 Tahun, Asmirandah Melahirkan Bayi Pertamanya Tepat di Hari Natal 2020

Estimasinya, angka 120 tes per alat dari setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan napas.

"Sehingga, satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam," tuturnya.

Ia menyebut, harapannya bisa terwujud jika GeNose C19 dilakukan tepat sasaran.

 Baca Juga: FPI Tak Terdaftar di Kemendagri, Gus Yaqut: secara Normatif Organisasi FPI Tidak Ada

Misalnya dilakukan di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk di rumah sakit, termasuk ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect Covid-19.

Kuwat menegaskan, setelah mendapatkan izin edar GeNose C19 akan segera diproduksi massal.

Lebih lanjut ia mengatakan, bila nanti 1.000 unit bisa diproduksi, maka akan mampu melakukan tes sebanyak 120 ribu orang sehari.

 Baca Juga: Mobil Polisi Tabrak Sejumlah Kendaraan di Hari Natal 2020, Satu Orang Tewas di Lokasi Kejadian

Lalu bila ada 10 ribu unit (sesuai target di akhir bulan Februari 2021), maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia, yakni 1,2 juta orang per hari.

"Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mengetes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan, sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus," ungkapnya.

Sejauh ini ada 5 industri konsorsium yang telah berkomitmen untuk mendukung, yakni PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT. Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT. Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT. Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales) dan PT. Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis).

 Baca Juga: Mutasi Virus Covid-19 Bernama B.1.1.7 Jadi Ancaman, Menkes Budi Akan Bentuk Tim Khusus

Kuwat sebagai perwakilan tim mengapresiasi kepada semua pihak yang membantu pengembangan GeNose C19.

Antara lain Kemensesneg, BIN, Kemenristek/BRIN/LPDP, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenkes, KemenPUPR, Kemenlu, TNI AD dan Polri.

Apresiasi juga diberikan kepada 8 rumah sakit mitra uji diagnostik (RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto Jakarta, RS Akademik UGM, dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang).

 Baca Juga: 500 Kendaraan Menuju Bogor Diminta Putar Balik karena Tak Bisa Tunjukkan Hasil Rapid Test Antigen

Selain itu, juga kepada tim review uji klinis Kemkes yang telah memberi masukan secara kritis dan konstruktif.***

Editor: Yuni

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah