PEMBRITA BOGOR - Kondisi udara Jakarta yang akhir-akhir ini mengalami polusi dengan kualitas yang sedemikian buruk, telah menjadi isu serius dalam pemberitaan nasional.
Polusi Jakarta hari ini sempat menyentuh angka 165 AQI US berdasarkan indeks kualitas udara yang dilansir dari situs pemantau kualitas udara IQAir.
Dengan angka yang tercatat sebesar 165 AQI US mengindikasikan polusi udara Jakarta masuk dalam kategori terburuk kedua di dunia. Artinya sudah dalam taraf tidak sehat untuk kesehatan manusia.
Sementara itu konsentrasi polutan tertinggi pada kandungaan udara Jakarta hari ini mencapai angka PM 2.5 yang berada di atas batas toleransi hingga 16,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Diketahui temperatur udara di Jakarta pagi ini sebesar 25⁰ celsius dengan kelembapan 77 persen, gerak angin 9,3,km/h, dan tekanan sebesar 1014 milibar.
Kondisi demikian membuat nilai indeks kualitas udara Jakarta hari ini tercatat lebih buruk dibanding kemarin.
Baca Juga: Yenny Wahid Dukung AHY Jadi Cawapres Dampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024
Pada hari kemarin pukul 08.00, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 153 AQI US dengan ukuran polutan utamanya PM 2.5 yang berarti mengalami kenaikan menjadi 165 AQI US di hari ini.
Kemarin dengan angka sebesar 153 AQI US, Jakarta berada di urutan keempat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Dan hari ini naik menjadi kota dengan polusi udara terburuk kedua di dunia.
Kualitas Udara Jakarta Buruk, Jokowi Dorong Kantor Terapkan WFH
Kondisi polusi Jakarta yang buruk membuat Presiden Jokowi menggelar rapat penanganan polusi DKI Jakarta di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin, 14 Agustus 2023 kemarin.
Baca Juga: Gelar Miss Universe Indonesia Fabienne Nicole Terancam Dicabut gegara Kasus Dugaan Pelecehan
Jokowi menginstruksikan sejumlah menteri dan gubernur untuk segera melakukan penanganan polusi udara di Jakarta yang dirasakan semakin mengkhawatirkan.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kualitas udara di Jakarta sudah berada di angka 156 dengan keterangan tidak sehat bagi kesehatan.
Dijelaskan Presiden bahwa kondisi demikian diakibatkan musim kemarau panjang dalam tiga bulan terakhir, kemudian adanya pembuangan emisi transportasi, dan juga aktivitas industri di Jabodetabek yang banyak menggunakan batu bara sebagai penghasil energi di sektor industri manufaktur.
Untuk jangka pendek, Jokowi menginginkan secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek menjadi lebih baik.
Selanjutnya Jokowi meminta dilakukan rekayasa cuaca agar hujan turun di kawasan Jabodetabek untuk membantu menurunkan intensitas polusi.
Penerapan regulasi batas emisi kendaraan dan membuka lebih banyak ruang terbuka hijau juga disampaikan Jokowi dalam rangka mengatasi polusi udara yang terjadi.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Populer di Puncak Bogor, Cocok Buat Healing
Kepala Negara juga menyinggung soal kemungkinan diberlakukannya kembali work from home atau bekerja dari rumah yang cukup efektif meredam keramaian dan penggunaan kendaraan bermotor saat pandemi.
Untuk penanganan jangka menengah, Jokowi menginstruksikan para menterinya untuk konsisten menerapkan kebijakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar berbasis fosil dan segera beralih menggunakan transportasi massal.
Jokowi meminta agar ada penguatan mitigasi terhadap perubahan iklim. Kemudian dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik terutama di sekitar Jabodetabek, termasuk juga memberikan edukasi kepada masyarakat soal penanganan polusi udara.
Dapatkan update berita pilihan seputar Bogor, Jawa Barat, nasional, dan breaking news setiap hari dari https://bogor.pikiran-rakyat.com. Caranya klik link https://gnews/prbogor kemudian klik tombol ikuti. Setelahnya, Anda bisa mengetahui informasi terbaru dari kami.***