PEMBRITA BOGOR - Beban kerja yang berat selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menimbulkan masalah serius bagi banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Wali Kota Bogor Bima Arya ungkap kekhawatirannya terhadap kondisi ini dan menyoroti perlunya evaluasi terhadap sistem Pemilu di Indonesia.
Bima Arya berkata di Bogor pada Jumat, 16 Februari 2024, "Rasanya memang perlu dievaluasi sistem seperti ini. Masa setiap 5 tahun ada korban massal? Saya kira itu perlu jadi catatan."
Baca Juga: Petugas KPPS di Cilebut Bogor Meninggal saat Hitung Suara Pemilu 2024, Begini Tanggapan KPU
Ia juga menyaksikan banyak petugas KPPS yang terpaksa dirawat di rumah sakit akibat sakit.
Bima Arya menekankan betapa beratnya tugas yang diemban oleh petugas KPPS, yang seringkali mengalami kelelahan dan masalah kesehatan serius lainnya.
Menurutnya, "Luar biasa memang beratnya tugas KPPS. Mereka begadang sejak seminggu sebelum pencoblosan untuk persiapan. Setiap malam tidur 1-2 jam. Kemudian saat pencoblosan sampai pagi, kadang lupa untuk makan."
Meskipun demikian, Bima Arya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada petugas KPPS dan pihak lain yang terlibat dalam Pemilu 2024 di Kota Bogor.
Baginya, Pemilu di Kota Bogor telah berlangsung dengan damai dan lancar. Di sisi lain, pesta demokrasi ini menyisakan duka bagi para petugas yang mengawalnya.
Kemenkes: Jawa Barat Terbanyak Kasus Petugas KPPS Meninggal Usai Pemilu 2024
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sebanyak 57 petugas Pemilu 2024 meninggal dunia dalam rentang waktu 10-17 Februari 2024.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa angka tersebut mencakup berbagai jenis petugas, termasuk KPPS, Linmas, saksi, petugas, PPS, dan Bawaslu.
Nadia menambahkan bahwa mayoritas petugas yang meninggal adalah anggota KPPS. Dari data yang dihimpun, terdapat 29 kasus kematian KPPS dalam periode tersebut.
Selain kematian, ada juga ribuan petugas Pemilu lainnya yang mengalami gangguan kesehatan atau sakit.
Kemenkes mencatat 8.381 petugas Pemilu 2024 yang mengalami masalah kesehatan. Rinciannya termasuk KPPS, PPS, petugas, saksi, Linmas, Bawaslu, dan PPK.
Data tersebut juga mencatat sebaran kasus kematian petugas Pemilu di berbagai daerah di Indonesia. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kematian tertinggi, dengan 13 kasus, diikuti oleh Jawa Timur dengan 12 kasus.
Meskipun demikian, kasus kematian petugas KPPS juga terjadi di beberapa provinsi lainnya seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.***