Ketimpangan Rasio Guru dan Siswa Terjadi di Kota Bogor

4 Desember 2019, 13:21 WIB
Ilustrasi.* /ISTIMEWA/

BOGOR (PR)- Ketimpangan rasio terjadi antara guru dan siswa di Kota Bogor. Pasalnya setiap tahun hampir lebih dari 100 guru pensiun.

Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fakhrudin saat dikonfirmasi mengatakan setiap tahun ada 120 orang guru yang harus pensiun.

Sehingga saat ini Kota Bogor kekurangan 1000 guru. Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Pendidikan Kota Bogor memilih memberdayakan guru honorer yang tercatat mencapai 1500 guru honorer.

Baca Juga: IPB Jadi Kampus Hijau Peringkat 40 Dunia

“Kekurangan paling banyak di guru SD. Kekurangan satu guru itu bisa berdampak banyak, karena guru honorer itu guru mata pelajaran bukan guru kelas.  Jadi kita harus banyak mengangkat guru honorer,” ujar Fakhrudin kepada “PR”, Selasa 3 Desember 2019.

Agar kualitas pengajaran  tetap terjaga, Pemerintah Kota Bogor menganggarkan honor khusus bagi tenaga honorer  dengan kategori khusus.  

Setiap bulannya mereka mendapatkan upah  sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta dari pemerintah daerah. Fakhrudin mengakui, jumlah tersebut belum sesuai dengan upah minimum kota yang mencapai Rp 4,2 juta perbulan. 

Baca Juga: Slot Penerima Bantuan Iuran BPJS untuk Warga Miskin Kota Bogor Masih Banyak yang Kosong

Oleh karena itu, para guru honorer masih boleh menerima upah dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Pemda baru mampu membayarkan segitu,  makanya dari BOS diperkenankan,” kata Fakhrudin.

Tahun ini, Kota Bogor membuka 149  formasi tenaga pendidik. Meskipun terbilang kurang, Fakhrudin tetap mengapresiasi pemerintah pusat yang mau mengalokasikan kuota formasi tenaga pendidik di Kota Bogor. 

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Rekayasa Lalu Lintas di Puncak Bogor Telah Disiapkan

Namun demikian,  tidak semua tenaga honorer bisa diangkat menjadi PNS.   Hanya tenaga honorer yang memenuhi syarat yang diperkenankan mengikuti seleksi.

“Untuk CPNS itu urusan pusat,  enggak bisa langsung lulus. Ya kita hanya menerima saja, yang bisa kami lakukan ya menganggarkan honor bagi tenaga pendidik honorer agar lebih layak,” kata Fakhrudin.***

Editor: Abdul Muhaemin

Tags

Terkini

Terpopuler