Tren Ibadah Sedekah Unggah di Medsos, Begini Penjelasan yang Bisa Dipahami

- 15 Agustus 2021, 10:07 WIB
Ilustrasi bersedekah.
Ilustrasi bersedekah. /Pexels

PR BOGOR - Era digital terutama aplikasi media sosial atau medsos, saat ini seakan jamak dilakukan seseorang sebagai ruang mempublikasikan Ibadah.

Sala satunya ibadah sedekah, yang kerap di rekam video kemudian diunggah ke medsos, lalu viral. Akhirnya publik menjadi tahu bahwa seseorang itu bersedekah.

Beberapa tayangan (video) yang viral telah menunjukkan bahwa betapa kekuatan media (medsos) demikian dahsyat.

Bahkan imbas ke-virarlan itu, tidak sedikit yang tergerak hati untuk memberikan sumbangan kepada yang layak dibantu. Namun, lagi-lagi diunggah di medsos.

Baca Juga: Lirik Lagu It's You-Sezairi Sezali yang Viral di TikTok, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Sebagaimana dirangkum dari laman NU Jatim, dikatakan dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa kelak pada hari kiamat Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada 7 golongan orang.

Salah satunya adalah kalangan yang semasa hidupnya suka bersedekah sedemikian rupa sehingga tidak diketahui orang lain.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa ketika tangan kanan memberikan sedekah, tangan kiri tidak mengetahuinya.

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah berbunyi:
ورجل تصدق بصدقة فاخفاها حتى لا تعلم شماله ما صنعت يمينه

"Artinya: Seseorang yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya"

Baca Juga: Cara Suga BTS Mengatasi Insecure saat Menciptakan Lagu yang akan Dirilis

Hadits tersebut pada umumnya dipahami seperti itu, yakni sedekah yang paling baik adalah yang tidak diketahui orang lain.

Atas dasar itu, maka tidak jarang kita mendengar daftar penyumbang anonim. Yakni seseorang memberikan sedekah tapi tidak mencantumkan namanya. Pemahaman seperti itu yang benar?.

Lalu, bagaimana ketika kita berada di masjid, misalnya, kita disodori kotak infak berjalan.

Apakah sebaiknya menolak mengisi kotak infak dengan alasan khawatir tidak ikhlas karena dilihat banyak orang?.

Baca Juga: Promo JSM Indomaret Minggu Ini 13-17 Agustus 2021: Ada Diskon Silver Queen, Susu hingga Minyak Goreng!

Dalam Al-Qur’an kata 'kanan’ sering dikaitkan dengan ‘kebaikan’, dan kata ‘kiri’ dikaitkan dengan ‘keburukan’.

Sebagai contoh, dalam surah Al-Waqi’ah, ayat 27, terdapat istilah ashabul yamin (artinya golongan kanan); dan dalam ayat 41 terdapat istilah ashabus syimal (artinya golongan kiri).

Maka tangan kanan dalam hadits di atas dapat diartikan sebagai simbol positif. Dengan tangan kanan, perbuatan baik didorong oleh keinginan yang baik.

Artinya, ikhlas beribadah semata-mata untuk mencari ridla Allah SWT. Inilah yang sering disebut dengan nafsul muthmainnah, yakni nafsu yang baik.

Sedangkan tangan kiri adalah simbol negatif berupa kejelekan yang didorong oleh keinginan yang jelek, seperti riya’, pamrih dan sombong. Inilah yang sering disebut dengan nafsul ammarah bis suu’.

Baca Juga: Bingung Mengatur Keuangan di Masa Pandemi? Ikuti Cara Kakeibo Ala Jepang yang Bijak dan Efektif

Kemudian, apakah sedekah yang dilakukan secara rahasia dan tidak diketahui orang lain dijamin pasti lebih baik daripada yang dilakukan secara terbuka?.

Jawabannya, belum tentu, sebab, baik buruk suatu amal tergantung pada keikhlasan, sedangkan keikhlasan itu terletak di dalam hati.

Bisa saja seseorang bersedekah dengan menggunakan anonim, seperti hamba Allah, tetapi dalam hati sebenarnya ia sangat membanggakannya. Ini bisa berarti riya’.

Sebaliknya, jika seseorang bersedekah secara terbuka, mencantumkan nama dan diketahui orang banyak, tetapi dalam hatinya tidak ada rasa pamer sedikitpun.

Al-Qur’an menyilakan sedekah dilakukan secara terbuka atau terang-terangan sebagaimana diperbolehkannya sedekah secara rahasia atau tertutup.

Baca Juga: 5 Ide Kegiatan Menyambut HUT RI ke-76 di Masa Pandemi Covid-19 Dilakukan Bersama Keluarga

Hal itu sebagaimana dinyatakan dalam surah Al-Baqarah, ayat 274:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرّاً وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Berdasar pada ayat di atas, sebenarnya tidak ada perbedaan berarti. Antara sedekah yang dilakukan secara rahasia dengan sedekah yang dilakukan secara terbuka.

Al-Qur’an mengakui keabsahan dan kebaikan keduanya. Maka sejatinya yang terpenting dalam bersedekah adalah keikhlasan atau bersih dari keinginan-keinginan duniawi.

Misalnya, bersedekah karena ingin mendapatkan balasan yang lebih banyak; meraih pujian dari orang lain; berharap popularitas di tengah masyarakat atau pencitraan.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: NU Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x