Materi Ceramah Tahun Baru Islam, Bisa Digunakan untuk Peringatan 1 Muharram 1443 H

- 10 Agustus 2021, 09:04 WIB
Ilustrasi ceramah tentang Tahun Baru Islam 1443 H.
Ilustrasi ceramah tentang Tahun Baru Islam 1443 H. /Pixabay/semtiyar

Umat Islam sebagai mayoritas di Nusantara
semestinya tidak lagi mempersoalkan hubungan Islam
dengan kebangsaan, ke-Indonesiaan, dan kemanusiaan. Islam dan kebangsaan harus ditempatkan dalam satu napas, sehingga Islam yang mau dikembangkan di Indonesia adalah sebuah Islam yang ramah, terbuka, inklusif, dan memberi solusi
terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara.

Sebutlah sebuah Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub kultur, dan agama yang beragam. Sebuah Islam yang memberikan keadilan, kenyamanan, keamanan, dan perlindungan kepada semua orang yang berdiam di Nusantara ini, tanpa diskriminasi, apa pun agama yang diikutinya atau
tidak diikutinya. Sebuah Islam yang sepenuhnya berpihak kepada rakyat miskin, sekalipun ajarannya sangat anti kemiskinan, sampai kemiskinan itu berhasil dihalau sampai ke batas-batas yang jauh di negeri kepulauan ini.

Inilah antara lain yang dimaksud Firman Allah dalam AI Quran yang artinya:
"Tidaklah kami utus Engkau Muhammad melainkan
jadi rahmat bagi seluruh alam." (Q. S. Al-Anbiya:107)

Baca Juga: Lirik Lagu Dancing Till We Drop - THE BOYZ, Romanization dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Jika Islam ditampilkan dengan wajah garang, oleh
segelintir orang egoistik , penuh retorika murahan-ibarat monster, pasti akan menakutkan dan dibenci oleh banyak pihak yang berpikir jernih, siapa pun mereka, apa pun agamanya.

Sebuah monster yang sering berbicara atas nama Tuhan, jelas terlepas dari kawalan syariah dalam maknanya yang benar. Ketidakberdayaan sebuah komunitas untuk menghadapi tantangan dunia modern dengan segala masalah yang ruwet yang menyertainya, tidak boleh mengecilkan hati dan nyali anggota komunitas itu, lalu menempuh jalan pintas ekstrem yang sangat berbahaya. Born bunuh diri di Indonesia
sambil membunuh orang lain adalah bentuk ekstrem dari perasaan putus harap dan tak berdaya itu, apapun penyebab yang melatar belakanginya.

Berdasarkan data yang tersedia, harus selalu ditegaskan sejak dini bahwa Islam lahir dan berkembang sepenuhnya dalam darah dan daging segar, tidak dalam kevakuman budaya dan tidak pula dalam ruang sunyi yang jauh dari keramaian suasana kota. Islam lahir dan berkembang dalam iklim komersial Quraisy yang ganas, panas, dan urban sifatnya. Islam lahir bukan dalam suasana pedesaan yang sunyi yang serba statis di lingkungan suku Badwi.

Setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira pada tahun 610 M, beliau tidak lagi berkunjung ke sana untuk selamanya, tetapi langsung terjun ke tengah masyarakat yang sudah sekian lama didera dan diimpit oleh ketidakadilan dan diskrirninasi.

Baca Juga: Kata-kata Tahun Baru Islam Menyentuh Hati, Cocok Dijadikan Caption di Medsos pada 1 Muharram 1443 H

Pertama, Nabi bergerak di lingkungan keluarga terdekat, kemudian secara berangsur ke tengah publik. Sebagai agama sejarah, Islam telah, sedang, dan akan terus berinteraksi dan bergumul dengan lingkungan yang berubah sebagai buah dari perubahan sosial yang tidak mengenal henti, dengan tujuan untuk mengarahkan perubahan itu agar tidak tergelincir dari jalan lurus kenabian, dari jalan keadilan. 

Akhirnya kepada Allah kita bermohon semoga bangsa dan negara kita juga para pemimpin bangsa ini selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Atas segala kekurangan kami mohon maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan "Burung Irian Burung Cendrawasih". Sekian dan terima Kasih.***

Halaman:

Editor: Nurul Fitriana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah