Materi Ceramah Tahun Baru Islam, Bisa Digunakan untuk Peringatan 1 Muharram 1443 H

- 10 Agustus 2021, 09:04 WIB
Ilustrasi ceramah tentang Tahun Baru Islam 1443 H.
Ilustrasi ceramah tentang Tahun Baru Islam 1443 H. /Pixabay/semtiyar

PR BOGOR - Berikut contoh materi ceramah tentang Tahun Baru Islam yang dapat digunakan untuk peringatan 1 Muharram 1443 H.

Peringatan Tahun Baru Islam 1443 H jatuh tepat pada hari ini, 10 Agustus 2021.

Dalam momentum perayaan Tahun Baru Islam 1443 H dapat diisi dengan berbagai kegiatan, satu di antaranya melakukan ceramah.

Baca Juga: Apa Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1443 H? Simak Jawabannya Menurut Ulama

Bagi Anda yang tengah mencari referensi materi ceramah tentang Tahun Baru Islam, dapat membaca artikel ini.

Berikut contoh materi ceramah Tahun Baru Islam, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bogor.com dari Kumpulan Naskah Ceramah Tahun Baru Hijriah yang dikeluarkan Kemenag.

Segala puji bagi Allah yang telah menghamparkan
bumi ini tempat berkampung halaman dan tempat kita
berpijak, segala puji bagi Allah yang telah membentangkan langit berhiaskan bulan, bintang dan
matahari yang kesemuanya itu sangat berguna bagi
kehidupan makhluk.

Tiada henti-hentinya kita memuji Allah yang telah banyak melimpahkan rahmat dan karunia, dari mulai udara yang kita hisap, air yang kita minum dan rezeki yang kita makan itu semua adalah nikmat pemberian Allah Swt. 

Baca Juga: Ade Yasin Berikan Bantuan Sembako pada Pelaku Wisata dan PKL di Kawasan Puncak

Dengan rahmat dan kasih sayang Allah,Swt. Kita
telah berada kembali dalam tahun baru Islam yaitu tahun baru 1443 Hijrah, semoga Allah Swt. Menghapus segala kesalahan kita pada tahun-tahun yang lalu dan
memberikan kesehatan lahir batin untuk menyosong
masa depan.

Dalam memperingati tahun baru ada baiknya kita merenung sejenak, bahwa pada tahun 1930 seorang ulama Islam dari Kalimantan Barat yang bernama Syeikh Muhammad Basyuni Imran, beliau adalah mufti dari Kerajaan Sambas, pada tahun itu beliau berkirim Surat kepada pemimpin Majalah AI Manar yang terbit di Mesir, isi suratnya panjang namun kalau disimpulkan isinya sebagai berikut: "Mengapa orang Islam itu mundur sedangkan orang diluar Islam maju".

Surat itu dijawab oleh salah seorang staf redaksi Majalah Al-Manar yang bernama Muhammad Syakib Arsalan, kata beliau Orang Islam itu mundur karena telah meninggalkan pedomannya sendiri yaitu Al-Qur'an sedangkan orang diluar Islam maju, karena mereka telah meninggalkan kitabnya yang sudah usang. 

Al-Quran adalah Kitab Suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia, melalui Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Petunjuk-petunjuk yang dibawanya pun dapat menyinari seluruh isi alam ini, baik bagi manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Baca Juga: Ternyata Ini Tata Cara Jungkook BTS Saat Mandi, Netizen: Seperti Mandi Wajib!

Karena itu, keistimewaan yang dimilki Al-Quran tidak dapat diukur dengan perhitungan manusia, termasuk di dalamnya Al-Quran memuat intisari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya seperti Zabur, Taurot, dan injil. Lebih-lebih keistimewaan AI Quran berkenaan dengan 11 terpeliharanya 11 kitab suci ini dari perubahan tangan-tangan kotor manusia, baik dari umat Islam itu sendiri maupun umat-umat agama lain. Malahan, Allah bersumpah bahwa karena Dia sendiri yang telah menurunkan AI-Quran ke muka bumi ini maka, Dia pula yang memeliharanya sepanjang zaman.

Sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya kamilah yang nenurunkan Al-Quran dan kami pula yang benar-benar memeliharanya." (Q. S AI-Hjr: 9)

Sebagai kitab hidayah sepanjang zaman, AI-Quran memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah, baik informasi berupa teknologi, etika, hukum, ekonomi, biologi, kedokteran dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dan keluwesan isi kandungan Al-Quran tersebut informasi yang diberikan itu berupa dasar-dasarnya saja, dan manusialah yang akan menganalisa dan merincinya, membuat keautentikan teks AI-Quran menjadi
lebih tampak bila berhadapan dengan konteks persoalan-persoalan kemanusiaan dan kehidupan modern.

Al-Quran juga sarat dengan ajaran toleransi dan lapang
dada terhadap penganut agama dan keyakinan yang berbeda. Dalam hal ini Allah SWt berfirman yang artinya:

Baca Juga: Kapolres Bogor AKBP Harun Minta Para PKL di Kawasan Puncak Bersabar Selama Dilakukan PPKM

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad)
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah Membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (Ali Imran:159)

Umat Islam sebagai mayoritas di Nusantara
semestinya tidak lagi mempersoalkan hubungan Islam
dengan kebangsaan, ke-Indonesiaan, dan kemanusiaan. Islam dan kebangsaan harus ditempatkan dalam satu napas, sehingga Islam yang mau dikembangkan di Indonesia adalah sebuah Islam yang ramah, terbuka, inklusif, dan memberi solusi
terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara.

Sebutlah sebuah Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub kultur, dan agama yang beragam. Sebuah Islam yang memberikan keadilan, kenyamanan, keamanan, dan perlindungan kepada semua orang yang berdiam di Nusantara ini, tanpa diskriminasi, apa pun agama yang diikutinya atau
tidak diikutinya. Sebuah Islam yang sepenuhnya berpihak kepada rakyat miskin, sekalipun ajarannya sangat anti kemiskinan, sampai kemiskinan itu berhasil dihalau sampai ke batas-batas yang jauh di negeri kepulauan ini.

Inilah antara lain yang dimaksud Firman Allah dalam AI Quran yang artinya:
"Tidaklah kami utus Engkau Muhammad melainkan
jadi rahmat bagi seluruh alam." (Q. S. Al-Anbiya:107)

Baca Juga: Lirik Lagu Dancing Till We Drop - THE BOYZ, Romanization dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Jika Islam ditampilkan dengan wajah garang, oleh
segelintir orang egoistik , penuh retorika murahan-ibarat monster, pasti akan menakutkan dan dibenci oleh banyak pihak yang berpikir jernih, siapa pun mereka, apa pun agamanya.

Sebuah monster yang sering berbicara atas nama Tuhan, jelas terlepas dari kawalan syariah dalam maknanya yang benar. Ketidakberdayaan sebuah komunitas untuk menghadapi tantangan dunia modern dengan segala masalah yang ruwet yang menyertainya, tidak boleh mengecilkan hati dan nyali anggota komunitas itu, lalu menempuh jalan pintas ekstrem yang sangat berbahaya. Born bunuh diri di Indonesia
sambil membunuh orang lain adalah bentuk ekstrem dari perasaan putus harap dan tak berdaya itu, apapun penyebab yang melatar belakanginya.

Berdasarkan data yang tersedia, harus selalu ditegaskan sejak dini bahwa Islam lahir dan berkembang sepenuhnya dalam darah dan daging segar, tidak dalam kevakuman budaya dan tidak pula dalam ruang sunyi yang jauh dari keramaian suasana kota. Islam lahir dan berkembang dalam iklim komersial Quraisy yang ganas, panas, dan urban sifatnya. Islam lahir bukan dalam suasana pedesaan yang sunyi yang serba statis di lingkungan suku Badwi.

Setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira pada tahun 610 M, beliau tidak lagi berkunjung ke sana untuk selamanya, tetapi langsung terjun ke tengah masyarakat yang sudah sekian lama didera dan diimpit oleh ketidakadilan dan diskrirninasi.

Baca Juga: Kata-kata Tahun Baru Islam Menyentuh Hati, Cocok Dijadikan Caption di Medsos pada 1 Muharram 1443 H

Pertama, Nabi bergerak di lingkungan keluarga terdekat, kemudian secara berangsur ke tengah publik. Sebagai agama sejarah, Islam telah, sedang, dan akan terus berinteraksi dan bergumul dengan lingkungan yang berubah sebagai buah dari perubahan sosial yang tidak mengenal henti, dengan tujuan untuk mengarahkan perubahan itu agar tidak tergelincir dari jalan lurus kenabian, dari jalan keadilan. 

Akhirnya kepada Allah kita bermohon semoga bangsa dan negara kita juga para pemimpin bangsa ini selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Atas segala kekurangan kami mohon maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan "Burung Irian Burung Cendrawasih". Sekian dan terima Kasih.***

Editor: Nurul Fitriana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah