Seiring perjalanan sejarah, Kesultanan Cirebon harus terpecah belah, keturunan Pangeran Cakrabuana harus saling membagi kekuasaan dengan memecah kerajaan menjadi 3 bagian wilayah.
Di tahun 1677 Pangeran Raja Martawijaya dinobatkan sebagai Sultan Sepuh yang berkedudukan di Keraton Pakungwati yang kemudian menjadi Keraton Kasepuhan.
Sementara Pangeran Raja Kartawijaya dinobatkan sebagai Sultan Anom dengan membangun Keraton baru di bekas rumah leluhurnya, Pangeran Cakrabuana. Keraton baru tersebut kemudian disebut dengan nama Keraton Kanoman.
Baca Juga: Gegara Nyelonong, Pemotor NMAX Tewas Terlindas Truk Kontainer di Cilincing Jakut, Ngeri Euy!
2. Keraton Kanoman
Keraton Kanoman yang dibangun Pangeran Kartawijaya letaknya tidak terlalu jauh dari Keraton Kasepuhan, masih dalam wilayah yang sama di area Kesultanan Cirebon awal.
Struktur bangunan dan desain arsitektur Keraton Kanoman amat berbeda dibanding Keraton Kasepuhan. Bangunan Keraton Kanoman didominasi warna putih dengan hiasan keramik di dindingnya.
Ada sejumlah peninggalan bersejarah di keraton ini seperti kereta kuda, peralatan rumah tangga, dan berbagai jenis senjata para prajurit keraton di masa lalu.
3. Keraton Kacirebonan
Keberadaan Keraton Kacirebonan adalah akibat dari adanya perpecahan yang kembali terjadi dari anak keturunan Pangeran Cakrabuana.