Artikel ini telah tayang di Galamedia.pikiran-rakyat.com dengan judul 'Miris, Anak di Bawah Umur di Kota Bandung Ada yang Terjerumus ke Dunia Prostitusi Online'.
"Kekerasan seksual ini gabungan protitusi dengan kekerasan dari lingkungan sekitar, jumlahnya sekitar 30 kasus," terangnya.
Terkait protistusi online ini, Aniek menyebut, banyak orang tua yang datang dan meminta pendampingan. Pihaknya pun melakukan pendampingan kepada anak dan juga orang tua.
Baca Juga: Awal Tahun hingga Sekarang KPK Gagal Ringkus Harun Masiku, Benarkah Politisi PDIP Itu Meninggal?
"Kalau untuk memutus protitusinya kita enggak punya akses, karena aplikasinya internasional," ungkapnya.
Dikatakan Aniek, kehadiran gadget yang bisa digunakan siapa saja, menjadi salah satu penyebab anak-anak terjerumus protitusi online. Namun penyebab lainnya dan lebih banyak jadi alasan adalah masalah ekonomi.
"Bukan karena gadgetnya, tapi mereka harus penuhi kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi jadi cari cara itu. Kebanyakan yang terjadi berbicaranya ke sana (kebutuhan,red)," terangnya.
Baca Juga: Diduga Uang Sebesar Rp48 Miliar Ngalir ke Rekening Pejabat Kemenhan, Jubir Prabowo Subianto Bersuara
Selain kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak lainnya adalah kekerasan fisik 20 kasus dan kekerasan psikis 20 kasus.
Sementera pada Tahun 2019 di periode yang sama (Januari-Juli) tercatat 100 lebih kasus.