Jabar Tegas Larang Perayaan Tahun Baru 2021, Ahli Kesehatan: Masalahnya di Kerumunan dan Kewaspadaan

16 Desember 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi Tahun Baru. /Pixabay/cocoparisienne /

PR BOGOR - Ahli Kesehatan Masyarakat Universitas Padjajaran, Deni Sunjaya menilai upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat melarang perayaan tahun baru 2021 adalah langkah yang tepat.

"Bukan hanya Bandung atau Jabar, negara Jepang juga sama melarang perayaan tahun baru jadi ini bukan masalah di lokal saja tapi nasional dan global. Kalau ditanya tepat ya tepat," ujar Deni saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Selasa 15 Desember 2020.

Dikatakan Deni, kebijakan tersebut dapat menjadi antisipasi pertama dalam mengurangi kerumunan di tahun baru 2021.

Baca Juga: Ditanya Soal Kekuatan sebagai Seniman? Jisoo BLACKPINK Tegas Bilang 'Kami Habiskan Hampir 10 Tahun'

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta RCTI Sukses Hipnotis Penonton hingga Baper, Begini Kata Arya Saloka...

Baca Juga: Soal Laskar FPI, Bareskrim Polri Buka Kemungkinan Rekonstruksi Ulang, Ada Apa?

Hal ini menjadi antisipasi dalam meningkatkanya penyebaran Covid-19, khususnya di Jabar.

"Permasalahannya kan ada di kerumunan dan kewaspadaan. Ketika kita berkerumun bersama teman-teman, kewaspadaan berkurang, mereka bicara dan berteriak karena senang, dan lupa masker masih terbuka," ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah memiliki kewajiban dan hak untuk mengatur masyarakatnya agar terhindar dari bahaya, termasuk pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sinopsis Film Evolution Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV Pukul 01.00 WIB

Baca Juga: 6 Anggota Laskar FPI Tewas, Kabareskrim Polri Singgung Fakta yang Bisa Dipertanggungjawabkan

Baca Juga: Viral Video Petugas TNI Menurunkan Dinosaurus dari Sebuah Truk, Buat Heboh Warganet di Medsos

Sebagaimana diberitakan PRFMNews.id sebelumnya dalam artikel "Jabar Larang Perayaan Tahun Baru, Ahli Kesehatan: Tepat, di Jepang Juga Melarang", begitu pun sebaliknya, masyarakat punya kewajiban menghindari bahaya dan punya hak untuk terhindar dari masalah tersebut.

"Tidak semua masyarakat ingin kumpul-kumpul, saya saja tidak pernah merayakan tahun baru kumpul-kumpul, ya di rumah saja, kan tidak semua, ada hak orang lain juga yang harus dihargai," ucapnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, berdasarkan penelitiannya pada awal pandemi menunjukkan 60 persen masyarakat ingin mematuhi peraturan terkait pandemi.

Baca Juga: ILC 'Dibekukan' hingga Karni Ilyas Sampaikan Permohonan Maaf, Rizal Ramli Singgung Soal Otoritarian

Baca Juga: Sinopsis Film Bad Boys For Life Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV Pukul 22.00 WIB

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio dan Sagitarius Besok 16 Desember 2020: Siap Terbuka Soal Konsep Cinta?

Namun ada 40 persen tidak patuh dan tidak suka dengan peraturan seperti kebijakan PSBB dan penggunan masker.

"Jadi apakah mau membela yang 40 persen atau 60 persen. Tentunya pemerintah ingin melindungi semuanya, makanya dengan peraturan tersebut," pungkasnya.*** (Rizky Perdana/PRFMNews.id)

Editor: Yuni

Sumber: PRFM News

Tags

Terkini

Terpopuler