Amerika Serikat Siap Terima Kunjungan Menhan Prabowo, Setelah Dua Dekade Masuk Daftar Hitam

- 15 Oktober 2020, 16:23 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019). Presiden Jokowi rencananya akan mengumumkan susunan kabinet pada hari ini. ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/pras.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019). Presiden Jokowi rencananya akan mengumumkan susunan kabinet pada hari ini. ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/pras. /
 
PR Bogor - Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, bertolak ke Amerika pada Kamis 15 Oktober 2020 untuk memenuhi undangan Menteri Pertahanan Amerika. 
 
Prabowo selama dua dekade masuk daftar hitam Amerika karena diduga sebagai pelaku pelanggaran HAM.
 
Seorang pejabat senior pertahanan AS sangat membela keputusan untuk menyambut Prabowo ke Pentagon, di mana dia akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Mark Esper.
 
 
Kabar tersebut berdasarkan hasil laporan berjudul 'Indonesian Defense Chief, Accused of Rights Abuses, Will Visit Pentagon' yang terbit Rabu, 14 Oktober 2020 waktu setempat.
 
Dikutip bogor.pikiran-rakyat.com dari New York Times menyebut bahwa Prabowo mendapatkan undangan dari Menhan AS Mark T Esper. Prabowo dijadwalkan bertemu dengan para pejabat tinggi di Pentagon pada 15-19 Oktober 2020
 
Dalam laporan tersebut New York Times menyatakan bahwa selama dua dekade, Prabowo menjadi paria (kaum yang tidak diinginkan) dalam urusan internasional. 
 
 
Namun kini, dia justru mendapatkan undangan untuk berkunjung ke Departemen Pertahanan AS atau Pentagon yang berbasis di Arlington, Virginia.
 
Prabowo akan menerima pengarahan resmi di tempat lain di wilayah Washington DC pada Kamis karena Jakarta mempertimbangkan pembelian jet tempur yang juga menarik minat dari Moskow.
 
Mantan komandan pasukan khusus berusia 68 tahun itu telah lama menjadi tokoh kontroversial di Indonesia, dituduh terlibat dalam kejahatan militer di tempat-tempat seperti Timor Timur yang membuatnya dicibir di kalangan pendukung hak asasi manusia.
 
 
"Prabowo, yang pernah menjadi menantu diktator Suharto, yang meninggal pada tahun 2008, dan mantan komandan pasukan khusus Indonesia yang ditakuti, disalahkan atas kekejaman yang dilakukan oleh pasukan yang dipimpinnya. Di bawah Presiden Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama, Prabowo dilarang mengunjungi Amerika Serikat," tambah New York Times itu.
 
Sejak diangkat sebagai menteri pertahanan tahun lalu, Prabowo, yang menyangkal melakukan tindakan-tindakan tersebut, juga menjadi tokoh kunci ketika pemerintahan Trump berupaya memperdalam hubungan pertahanan dengan Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.
 
Prabowo mendaftar di militer pada usia 19 tahun dan enam tahun kemudian bergabung dengan Kopassus, pasukan khusus Angkatan Darat. 
 
Ia memimpin Tim Mawar yang dituduh menculik aktivis mahasiswa yang terlibat dalam gerakan penggulingan Soeharto. Tiga belas aktivis sejak saat itu masih hilang.***

Editor: Aldi Sultan

Sumber: New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x